TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

4:12:00 PM

Mencari Jejak Sang Badak
Hutan yang tenang. Teduh dan mendamaikan hati. Membuat pikiranku melayang entah ke mana. Mataku terpesona walau peluh mulai menetes dari wajahku. Sering aku menengadah ke atas, menikmati pancaran sinar mentari yang menembus pepohonan raksasa nan lebat. Sampai kutersadar…Blaiikkkk!! Mana barisan di depan gue??!!
“Jo, ke arah mana nih??!” Tanya Mbak Evi di belakang gue mengejutkanku. “ Ke arahhh…” gue pun bingung melihat pemandangan di depan gue. Hutan ini terlalu luas dan indah untuk menyesatkan kami. “Ke  arah barat, mbak” Jawabku ragu. Jujur, gue pun sekedar menebak arah.
“JOOOO…Hoiiiii…!!” dua orang di belakangku memanggilku keras dan beberapa burung pun tampak beterbangan karena kaget. Para menjangan pun mungkin kesedak kalo lagi makan rumput. Ternyata Bro Hery dan Bro Sam, yang juga terpisah dari rombongan karena keasikan mengagumi hutan ini. “Untung ketemu elo, jo…sempet kehilangan jejak kalian tadi…” kata Hery sambil sedikit terengah-engah dan tampak lega.
“Bagus…setidaknya sekarang yg tersesat tambah banyak” sahutku pelan. Kami berlima pun hanya saling pandang dan tertawa…Hahahahahaha….
Yah, itulah sepenggal kejadian yang mengesankan di Ujung kulon. Beruntung, kisah di atas diakhiri dengan happy ending karena kami akhirnya bertemu dengan teman-teman kami dengan saling meneriakkan “Tahuuuuuu…!!” dengan sekencang mungkin sebagai kode. Kalo ngga, entah catatan perjalanan ini bisa tertulis di sini ato ngga…
DAY 1 - Berangkat jumat malam dari Jakarta pukul 9. Kali ini yang jadi komandan Bro Samuel dengan berbekal GPS. Cukup modal juga, walo… peta, itinerary, referensi dan info dari internet yang udah diprint ketinggalan semua. Dengan menyewa ELF, team kami yang biasa disebut BAT travelers karena biasa ngalong alias berangkat malam2, melaju menuju Ujung kulon. Biar gaul, mungkin dalam tulisan ini akan sering gue singkat UK. Sapa tau si William n Kate nyasar ke sini honeymoon-nya…
Walo sempet kena macet, akhirnya kami bisa tertidur beberapa jam..sampe akhirnya…Bletakkkk!! Sebuah kepala terantuk di jendela.nenek sudah tua giginya tinggal dua. Seperti biasa, si Niko yang jadi korban. Kami pun mencoba tertidur kembali. tapi memang susah. Jalannya rusak parah. Apalagi ketika masuk melewati Labuhan. Setelah beberapa kali salah jalur, akhirnya kami masuk ke daerah pedesaan. Dan perjalanan ke Taman jaya pun kata penduduk setempat tinggal satu kiloooo lagi.
DAY 2 - Jam 7 pagi kami akhirnya nyampe juga ke penginapan sunda jaya yang notabene dikelola juga oleh Pak Komar (081806181209), tokoh legendaris pengelola ekowisata UK. Berdasar referensi, emang beliau yang mengelola semuanya. Satu kapal pun telah disiapkan untuk kami sebagai sarana penyeberangan di Pulau Peucang, tempat kami menginap nantinya. Tapi karena cacing dalam perut tak sabar menanti, nasi uduk yang disediakan pun kami sikat abis terlebih dulu. Sambil ngobrol ama penduduk setempat, baru diketahui bahwa ternyata pengukuran jarak di desa ini berdasarkan panjang pendeknya intonasi yang diucapkan. “satu kilo” dan “satu kiloooo….” Bisa berarti bedanya beberapa puluh kilo. “ Udah deket” dan “udah dekeeeetttt…” pun beda artinya. Oalaaaahhhh…..
Penginapan sunda jaya

Kapal dengan mesin 6 silinder telah menanti kami di dermaga. Hmmm…kapalnya OK juga. Ga seburuk yang gue bayangkan. Penyeberangan ke Pulau peucang ditempuh hanya dalam 2 jam. Kami pun tak bosannya disuguhi pemandangan barisan pasir putih di sepanjang tepian Pulau Jawa nan indah.
Badan sudah bau kecut, tapi kan namanya hidup di hutan. Jadi cuek aja. Singkat cerita, akhirnya kapal kami berlabuh di Peucang. Pantainya…..wuiiiizzzzzz…tak terlupakan, tak ternilai harganya, tak terbayangkan indahnyaaaaaa….
Pasir putih nan lembut berpadu dengan gradasi biru laut yang tampak jelas  di pandangan mata. Sayang, tak ada sinyal hape yang bisa menyiarkan secara langsung pandangan mata dari lokasi..hehehe…
amazing peucang beach

Berbagai binatang menyambut kami. Dari monyet tukang curi makanan, biawak yang lagi sunbathing, babi hutan yang jinak, dan puluhan rusa yang mencari makan di padang rumput yang luas menandakan pulau ini memang layak untuk dinikmati. Di tengah siang bolong dan aroma sejuk parfum yang sengaja kami semprotkan secara membabi buta untuk menyamarkan keaslian bau badan, kami pun langsung bersiap ke karang copong, ujung paling barat di pulau peucang. Dan seperti yang diketahui, terjadilah cerita “the losteners” yang telah terkisahkan di awal cerita. Plus satu lagi, kemisteriusan pohon kiara yang besar. Akar-akarnya saja setinggi 3 meter dan sangat eksotis. Bro nico yang minta difoto narsis di depan pohon ini tiba-tiba menghilang dari layar hapenya. Yang terlihat cuma pohon kiara yang diam membisu…hiiiii…syereeemmm….
trekking di peucang

pohon kiara yang misterius

Trekking yang katanya Cuma satu kiloooo (duh, gue lupa lagi memperhatikan panjangnya intonasi) telah kami tempuh dalam 1 jam dan akhirnya…eng ing eng…karang copong pun terlihat dari tebing yang tinggi. Pemandangan mirip tanah lot dan tebing yang bertepian samudera ini tampak indah dari atas. Wow…this is Ujung Kulon man…!! This is Indonesia! And I love it!!
view karang copong mirip tanah lot

karang copong

di ujung paling barat pulau paucang

full team di karang copong

Setelah puas menjelajah hutan di Pulau peucang, saatnya bagi kami untuk kembali ke dermaga. Di dermaga, ikan goreng, sambal, dan lalapan telah  siap untuk disantap di atas kapal. Mantap! Kami pun siap menuju Cidaon.
Cidaon ini terletak di pulau jawa, jadi kami harus menyeberang lagi sekitar 1 jam. Karena pantainya berkarang, kapal tidak bisa berlabuh dan kami harus naik sampan untuk menepi. Hmmm…seru jugaaa…
naik sampan menuju cidaon

pantai cidaon

Dari pantai kami menembus hutan lagi untuk bertemu satwa liar lainnya..yaitu si banteng!! Selain banteng, terlihat beberapa elang melayang di angkasa. Banteng di sini cukup unik, ada yang coklat dan ada yang berbadan hitam berpantat putih. Di tengah sabana ini, kami jadi serasa nonton discovery channel. Apa salahnya juga mencoba jadi reporternya. Gue, Bro Sato, dan Samuel pun mendekati kawanan banteng liar itu dengan hati-hati. Satu kawanan lagi tiba-tiba muncul dari hutan seberang dan cukup membuatku terkejut. Namun kaki ini terpancing untuk terus melangkah walo sudah tidak ada lagi pepohonan untuk sembunyi. Rasa penasaran ini membuatku mendekat…mendekatttt…tinggal 20 meter… dan…tiba-tiba…. “HMBBBREELLLL…!!” satu dengusan nafas yang keras dan lirikan 5 banteng cukup membuat kami kabur lari terpontang panting meninggalkan mereka….hahahaha….
tower di cidaon
banteng liar di cidaon

Kami pun harus kembali ke Peucang karena hari sudah mulai gelap dan sunset pun tampak sayu mengantarkan kepergian kami…
Begitu nyampe di Peucang, badan sudah terasa amat gerah dan kami pun langsung nyebur dan berenang walo sudah gelap…sekalian ngalap berkah. Biar cepet kaya dan enteng jodoh…
Tak terasa, perut sudah sudah kembali kosong dan ikan bakar pun siap kami santap di dermaga. Tiap makan di dermaga atau di kapal. Bukan sok romantic, tapi monyet-monyet di sini nakal sehingga kami pun terpaksa mengalah…tapi malam ini terasa indah dengan kebersamaan, penuh canda, musik ala kadarnya dari hape, deru ombak silih berganti, taburan bintang di angkasa pun terlihat jelas. Sayang…Seandainya malam ini ada 2 bintang menghilang dari atas langit,aku yakin 2 bintang itu pindah ke 2 bola matamu… (gombalan bro Samuel ga ada matinye…!!)
barak penginapan


DAY 3 - Dini hari nih. Gue terbangun dan tak bisa tidur lagi. Penghuni bilik sebelah baru datang abis mancing. Untung ada final Champion MU vs Barca. Bro Hery juga pas bangun. Kami pun menuju ke pondok penjaga dan numpang nonton. Masih satu jam lagi acaranya, gue pun ngobrol ngalor ngidul ama Bapak penjaga tersebut. Dari info yang diperoleh, ternyata di peucang sudah bukan daerah malaria. Pak Harto, mantan presiden RI dulu suka memancing di sini. Peucang juga merupakan ekowisata yang sedang dikembangkan penduduk setempat tanpa merusak fungsi aslinya. Serta daerah-daerah alami yang belum terjamah dan belum tergarap. Di teras pondok, babi hutan, rusa, dan tokek pun  seakan ingin ikut berbincang dengan kami. Hmmm… seribu kisah yang terlontar dari mulut penjaga ini cukup membuatku terkagum akan keelokan UK…
Setelah laga final yang dimenangkan Barca usai, kami pun tidur kembali…
Jam 6 pagi. Gue terbangun lagi. Tak sabar untuk melanjutkan penjelajahan di UK. Gue berjalan sendirian menikmati keindahan pantai peucang. Temen-temen belum bangun, nampaknya. Beberapa biota laut terdampar di pantai. Ada yang mirip ubur-ubur. Warnanya bening, bentuknya kotak persegi, dan seperti ada ‘core’ nya. Hmmm…unique…
 ini apa ya...??

Perjalanan pagi ini menuju Cibom. Cibom merupakan ujung paling barat Pulau jawa. Jadi, kami pun menyeberang lagi sembari sarapan di atas kapal…begitu mendarat di Cibom, kami trekking lagi selama setengah jam untuk menuju menara mercusuar terdekat. 
welcome to UK

Beberapa jejak badak kami temui di jalur trekking. Kata pemandu kami, jejak-jejak ini baru 2 hari yang lalu.  akhirnya, nyampe juga ke mercusuar yang dimaksud. Tapi mungkin lebih tepat disebut tower karena hanya terbentuk dari besi-besi kokoh yang menjulang tinggi. Jujur gue bukan takut dengan tingginya tower ini. Tapi sadar diri aja ama berat badan gue. Tapi akhirnya nekad naik juga… Dan bisa ditebak pemandangan dari atas tower ini…LUAR BIASA!! Inilah yang layak disebut “Dangerously Biutipulllllll….!!”
view dari atas tower cibom

mejeng dulu walo gemeterrr...

biutipullll....!!

Setelah puas bergelantungan di tower, kami pun beranjak pulang ke peucang untuk mengambil barang-barang kami. Sangat berat meninggalkan keindahan pantai Pulau peucang, tapi belum saatnya kami selesai menikmati keindahan UK, karena It’s snorkeling time…!!
Berhenti di Cimayang dan Ciapus, kami pun terjun bebas dari atas kapal dan siap untuk menjelajahi keindahan underwater UK. Ternyata, ga di darat, di dalam laut pun UK menyuguhkan seribu pesonanya. Terumbu karang di Ciapus mantap abis! Apalagi ikan-ikan cantik menari kesana kemari bagai bermain dengan kami…
snorkerling profile di ciapus

underwater-cimayang

Puas bermain dengan ikan, akhirnya sudah benar-benar waktunya kami meninggalkan UK. Ujung Kulon. The world herritage. Sebutan ini memang layak untukmu. Sang badak, walo hanya melihat jejakmu, kami sudah puas telah menjelajahi duniamu. Semoga terjaga kelestariannya dan menjadi permata berkilau untuk bumiku yang indah ini...

Trip cost = 700rb
#27-29 Mei 2011#











You Might Also Like

4 comments

  1. Uncle joee... keren euyyyy photo2nya.. ditunggu petualangan n crita berikutnya yee..
    Tessa

    ReplyDelete
  2. baiklah... nampaknya saya sedikit menyesal.. bagusssssss bgttttttttt..... hehehhehehhe

    ReplyDelete
  3. yg perlu ditekankan di sini, bahwa malaria itu hanyalah sekedar status. mereka sebagai penduduk lokal juga membutuhkan lahan rejeki di eko wisatanya. jadi jangan ragu untuk main k ujung kulon! namun tetaplah waspada, pakailah lotion anti nyamuk atau gelang antinyamuk seperti yg saya pakai.

    ReplyDelete