SITUS GUNUNG PADANG

8:58:00 PM

DAY 1 – SITUS GUNUNG PADANG DAN CURUG CIKONDANG

Trip kali ini sebenarnya trip yang cukup mendadak, dengan persiapan dan survey ala kadarnya. Pesertanya pun cuma berempat. Karena di bulan januari yang selalu hujan seperti ini jarang ada yang mau diajak ngetrip. Jadi ya beginilah kami. Kekompakan dan perencanaan terbatas malah menjadi sesuatu yang menarik dalam trip ini.

Singkat cerita, kami pun berangkat di pagi yang mendung ini. Perjalanan menuju cianjur kami tempuh dengan mobil selama kurang lebih 4 jam dari jakarta melalui jalur memutar Padalarang, karena jalur di puncak pasti sangat macet di weekend seperti ini.

Setelah melewati tugu pertigaan ke puncak, ternyata perjalanan masih terus berlanjut. Bermodalkan GPS, kami pun menemukan papan petunjuk jalan menuju ke situs gunung padang. Sangat disarankan memakai GPS untuk menuju lokasi ini, karena petunjuk jalan sangat minim. Di papan petunjuk tersebut menujukkan perjalanan masih 20 km lagi. Tapi sekali lagi, petunjuk ini tidak bisa menjadi patokan. Karena jalanan penuh lubang harus kami tempuh sejauh lebih dari 40-50 km. Ditambah sisa air hujan membuat jalan menuju ke situs gunung padang menjadi lebih parah.
Gerbang situs megalith

Jalur asli (jalur ziarah)
 
Teras pertama situs megalith
Batu singgasana




Batuan yang tersusun seperti tempat tidur
 

Pemandu lokal situs gunung padang

Setelah melewati beberapa perkampungan dan kebun teh, akhirnya sampai juga kami ke Situs Megalithikum Gunung Padang. Gerbang tinggi menyambut kami memasuki area parkir yang cukup luas. Tampaknya cukup banyak wisatawan yang penasaran mengunjungi situs ini. Perlu diketahui, situs megalitikum ini diperkirakan sudah berusia lebih dari 5000 tahun sebelum masehi berdasar penelitian uji karbon yang dilakukan di dalam negeri maupun oleh peneliti luar negeri. Saat ini penelitian masih terus berlanjut dan jika hal ini terbukti benar, maka bisa jadi Indonesia menjadi kiblat penelitian baru untuk bangunan pra sejarah. Karena berarti bangunan yang berupa punden berundak ini bisa jadi jauh lebih tua daripada pyramid di Mesir!

Sisa peradaban ini sebenarnya telah ditemukan di jaman pennjajahan Belanda, terbukti keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Jalanan yang membelah kebun teh dan rel tua sisa buatan Belanda pun masih ada di daerah ini.

Dari tempat parkir mobil ke tiket masuk, kita harus berjalan melewati jalan setapak yang menanjak sekitar 500 meter. Setelah masuk ke tempat pembelian tiket, ada dua tangga membentang terpisah. Dia antaranya ada sumber air awet muda. Dua jalan ini adalah jalur alami dan jalur buatan. Dan menuruti pemandu setempat, kami pun naik melalui tangga alami dan nantinya pulang melalui jalur buatan. Dan pilihan itu ternyata sedikit membuatku menyesal, karena ternyata jalur alami ini sangat terjal dan memerlukan banyak tenaga. Apalagi agak liciin karena hujan semalam. Alhasil, dengan napas ngos-ngosan akhirnya kami mencapai situs ini. di atas, ada beberapa area yang menunjukkan seperti ruangan-ruangan besar.
Sepertinya peradaban jaman dulu manusia sudah mengenal batu-batuan mirip candi ini. Walau hanya seperti batu-batu persegi yang ditumpuk-tumpuk, namun memang peninggalan ini sangat nyata dan luar biasa. Tak heran penemuan ini menggugah peneliti asing untuk dating ke situs ini. Batuan-batuannya pun unik. Ada yang bisa berbunyi seperti gamelan. Bahkan tak jarang penyanyi atau sinden ke tempat ini untuk mencari pesugihan. Dan konon katanya, ketika malam datang, sayup-sayup terdengar bunyi gamelan yang merdu dari tempat ini. Batuan unik lainnya ada yang membentuk tapak macan dan tanduk kijang.
Udara yang bersih, jauh dari polusi ibukota membuat kami betah bermain-main di situs ini. Di area yang paling tinggi, tampak batu-batuk disusun seperti singgasana. Unik! Benar-benar seperti menjelajah jaman purba.. Maka dari itu jika masuk ke situs ini, sangat disarankan memakai pemandu setempat, jadi kita bisa tahu banyak sejarah dan kisah mistis yang tersembunyi di dalamnya.

Setelah puas bermain di situs ini, kami pun turun melalui jalur buatan, dan benar saja, jalur buatan ini jauh lebih mudah daripada jalur alaminya… hahaha.. sampai di bawah, cuci muka dulu di air awet muda biar seger… tak lupa kami mencicipi hidangan khas cianjur dengan jajan di warung depan loket masuk agar tidak kelaparan saat melewati jalan-jalan berlubang menuju arah kota Cianjur..

Sebenarnya, ada air terjun terkenal di dekat lokasi ini. Air terjun yang sangat deras dan besar yang bernama Curug Cikondang. Namun karena melihat lokasi curug yang jauh di bawah jalan aspal dan ternyata jalan setapaknya sangat licin untuk dilalui, kami pun terpaksa mengurungkan niat kami ke sana dan hanya bisa melihat dari atas..

Suasana gerimis mengiringi kami pulang membelah kebun teh yang hijau dan menyejukkan mata. Jam 7 malam, kami tiba di persimpangan cianjur puncak, dan akhirnya makan malam dan menginap di salah satu villa di kawasan puncak.

DAY 2 – RM AH PONG CURUG BIDADARI, JUNGLE LAND

Pagi ini tujuan kami adalah menyambangi Sentul city. Jujur saja, ini pertama kalinya saya ke Sentul. Jalanannya ternyata sangat lebar dan eksklusif. Tujuan pertama kami adalah mengisi perut yang masih kosong dari pagi. Rumah makan Ah Pong Sentul City menjadi pilihan kami. Selain tempatnya yang unik, rumah makan ini menyajikan berbagai hidangan khas nusantara. Namun karena agak gerimis, kapal apung yang biasanya berseliweran di sungai untuk menjajakan makanan pun jadi tidak ada. Tapi jajanan yang ada di rumah makannya pun untungnya memang sangat beragam dan layak untuk dicoba.

Resto Ah Pong

Namun begitu ke arah curug Bidadari, ternyata jalannya menyempit dan dikelola secara apa adanya. Tiket masuk yang mahal belum sebanding dengan fasilitas pariwisatanya.

Air terjunnya cukup bagus. Besar dan … ada kolam renangnya??

Hahaha… ternyata air terjun inin seakan sudah menyatu dengan kolam renang di bawahnya. Cukup unik, karena baru kali ini saya melihat air terjun yang menyatu dengan kolam renang semacam mini waterboom.


Curug Bidadari
Setelah menikmati kesegaran waterboom ala sentul, kami pun langsung menuju ke Jungle land. Di dekat jalan menuju Jungle land, terdapat masjid dengan arsitektur yang cukup unik.

Sayang gerimis seakan tak mau berhenti siang ini. Padahal tiket promo VIP sudah kami beli online. Jadi ya mau ga mau kita masuk ke kawasan ini walaupun wahana yang ada banyak yang ditutup karena hujan.

Weekend trip kali ini ternyata lumayan seru juga. Seakan berkelana dari masa lampau menuju masa modern dengan berbagai wahana yang cukup seru. Kayanya next time boleh juga dicoba lagi.

Jungle land Sentul

You Might Also Like

0 comments