PAHAWANG ISLAND

3:41:00 AM


Meet The Nemo!


Satu nama di antara lima destinasi yang masuk ke daftar voting. Satu nama yang membuat saya penasaran, karena lima tahun lalu sempat lewat tanpa mampir, karena namanya belum sefenomenal sekarang. Satu nama yang terpilih. Entah apa yang ada di benak rekan-rekan kerja saya. Biasanya mereka bakal langsung menolak jika diajak adventuring. Ahh...Mungkin mereka sudah terlalu lelah… :)



Koordinator pun mulai kami bentuk. Tak mau kerepotan karena persiapan yang mepet, kami akhirnya memutuskan untuk jadi lazy traveler. Akhirnya kami undang Travel Organizer yang namanya sepertinya sudah berpengalaman di Pahawang, Indogenous (Agnes Felicia – 0817 773 513).

OK, singkat cerita kami pun berangkat.


Day 1

Hari Jumat jam 8 malam akhirnya kami berangkat. Tak ada cerita malam ini. Karena rekan-rekan yang biasanya betah lembur, ternyata begitu ngetrip semua sudah pada tidur sebelum jam 9 malam. Dan perjalanan di bus AC pun terasa sekejap…



Day 2
Pelabuhan Merak. Akhirnya kami tiba di pelabuhan ini dalam 2,5 jam perjalanan, Pelabuhan ternyata telah berbenah. Pun dengan kapal ferinya. Kalau tak salah nama kapalnya Virgo. Kapal yang bagus. Beruntung, kami mendapat tempat lesehan ber AC yang cukup nyaman, sehingga di kapal ini mimpi indah yang sempat terputus pun berlanjut..
Perjalanan laut selama kurang lebih 3 jam berlalu. Mobil sewaan telah bersiap di parkiran Pelabuhan Bakauheni. Pelabuhan ini pun telah disulap menjadi pelabuhan yang bagus, Interiornya mirip bandara. Sumpah, beda banget dengan 5 tahun yang lalu!

Perjalanan darat ditempuh dalam 3 jam plus mampir sholat di jalan panjang. Dan akhirnya biru laut menyapa kami di dermaga Ketapang pukul 6 pagi. Mobil berhenti tepat di warung naasi uduk Bu Endang, Ibu setengah baya ini pun langsung siap melayani kami dengan menu andalan nasi uduk dan lontong sayurnya. Sambalnya menggugah selera dan menghilangkan rasa kantuk, seolah menyapa kami dengan tamparan: Ini Lampung, Bro! :)

Selesai sarapan dan ganti baju untuk berenang, menyiapkan kamera, mengoles sunblock, memakai topi dan kacamata hitam… tak lupa kami berdoa lagi. Hehe… keselamatan itu penting, Kapten! Perjalanan perahu kayu bermuatan 15 penumpang pun dimulai…
Perahu kayu bawa kami berpetualang...

Awalnya, banyak yang pesimis dengan perjalanan ini. Karena ada beberapa rekan kami yang waterproof alias anti air. Entah bagaimana mereka bisa mandi…hehe… Namun seiring jalan, mereka ternyata lebih antusias. Mungkin Pahawang akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Pulau Mahitem
Pulau ini terletak di dekat dermaga Ketapang, hanya berjarak sekitar setengah jam. Diantara pulau Mahitem ada pulau gosong, yaitu pasir timbul yang hanya ada di pagi hari ketika air masih surut. Pulau semacam ini merupakan favorit saya karena selain unik, kontur air laut di sekitarnya pasti sangat indah. Dan kita pun bisa dengan mudahnya menemukan bintang laut atau jenis-jenis kerang yang nyangkut di pulau ini.
Tanpa editan sob... asli jernih...

Rame-rame...

gaya entah berantah...


Pulau Kelagian Besar
Berjarak sekitar 1 jam dari Mahitem, spot snorkeling pertama yang kami selami adalah Kelagian Besar. Ikannya memang banyak. Lautnya pun tenang. Matahari pun masih cerah menembus ke dasar laut. Namun sayang, terumbu karangnya banyak yang telah rusak. Namun beberapa ikan nemo mulai tampak di sini.
blue star


Pulau Kelagian Lunik
Pulau Kelagian Lunik sering disebut dengan Kelagian Kecil. Menurut saya, inilah pulau terindah di Pahawang. Pasir putihnya yang lembut, gradasi biru lautnya yang mempesona, hutan bakaunya yang kokoh dan besar plus ada warung untuk sekedar jajan semangkuk mie rebus. Sayangnya, mendung mulai menggelantung dan menitikkan air hujannya. Kepalang basah, kami pun tetap bermain dengan ceria di pantai sampai rintik hujan berhenti. Sudah kubilang, mungkin kami ini termasuk pekerja yang sudah lelah… :)
Akhirnya perut laparlah yang menghentikan keceriaan kami. Bukan air hujan. Sekotak nasi telah disiapkan untuk disantap sebelum melanjutkan perjalanan.
narsis di kelagian lunik


Sarang Nemo
Ingatkah kalian akan Nemo, si ikan Badut dalam film animasi Finding Nemo? Yup, ternyata disinilah rumahnya, di dekat pulau Pahawang. Habitat aslinya. Di antara anemon atau yang biasa disebut mawar laut. Mereka bermain lepas bebas di sini. Di dasar lautnya terdapat tulisan “pulau pahawang’ yang fenomenal itu. Dan saya baru tahu kalau anemone itu ternyata termasuk hewan laut, bukan tumbuhan. Lalu kenapa dia disebut mawar laut? Entahlah.. tanyalah pada anemone yang bergoyang…
Papajo in action

Agnes in action

Meet the nemo

Tanjung Putus
Perjalanan dilanjutkan ke Tanjung Putus, yang ditempuh dalam 1 jam perjalanan dari sarang nemo. Ternyata tak begitu jauh. Keindahan bawah lautnya JEMPOL, bro…
Kontur bawah laut favorit saya. Tidak begitu landai, sedikit membentuk tebing, Terumbu karangnya masih terawatt dengan baik. Ikannya pun buaanyakkk…
Snorkeling profile tanjung putus

Di Tanjung Putus ini ada beberapa penginapan AC. Ada yang milik pribadi, ada yang disewakan. Di tempat kami bersandar untuk snorkelling di tengah laut, ada sebidang kayu yang dibuat terapung berbentuk segiempat dengan luas sekitar 10x10. Katanya sih untuk berjemur. Jadi yang berkulit putih ya monggo dicoba. Kalau yang sudah hitam seperti saya ya siap-siap aja kulit berubah jadi ungu :)
Sebelum menuju penginapan, kami sempat mampir ke keramba ikan. Engkoh penjaga keramba sempat pamer koleksi ikannya, dari yang kecil sampe yang segede bagong. Kerapu oversize kebanggaannya itu sukses membuat para wanita menjerit histeris, karena tiap dikasih makan ikan kecil dia langsung melompat bak seekor lumba-lumba. Bisa aja lu, koh…
Keramba ikan kerapu dan ikan gabus


Pulau Pahawang
Akhirnya perjalanan sore ini berkhir di penginapan kami di Pulau Pahawang. Penginapan yang tenang ini seperti mempunyai private beach, karena penginapan berbentuk satu rumah panggung dan satu rumah biasa ini tampak menjauhi keramaian lainnya. Cocoklah untuk kami yang beramai-ramai seperti ini. Jadi kami tidak terganggu komunitas lain yang mungkin juga sedang berkunjung ke Pahawang.
Setelah bersih-bersih, acara standar ala gathering siap menunggu kami. Games, doorprize, barbeque, dan api unggun. Klasik namun tak tertelan jaman. Lagu kemesraan di penghujung sudah menjadi lagu wajib ala jambore. Yang menang banyak senyum-senyum, yang menang dikit pegel-pegel. Yang penting semua menang dan bahagia.

Pahawang homestay


Day 3

Bangun pagi ditemani secangkir kopi yang dibeli dari warung sebelah. Kurang kenyang, semangkuk mie rebus dan gorengan hadir kembali pagi ini. Pagi yang syahdu menunggu matahari terbit dari ufuk timur. Tapi apa daya awan menutup sang fajar. Begitu muncul langsung menjadi terik dan menyilaukan. Seperti yang diduga, sunrise tak seindah yang diharapkan. Namun, cerita dan canda tawa akan selalu menjadi kenangan bersama yang tak terlupakan.
Peace for Indonesia !



 

You Might Also Like

0 comments