SEMPU ISLAND

5:08:00 PM

A HIDDEN PARADISE

Sempu Island, salah satu pulau cagar alam Indonesia yang berada di selatan kabupaten Malang, ternyata cukup membuat kami berlima penasaran. Isu-isu mengenai sulitnya ijin masuk, jalur trekking yang ruwet, sampai binatang-binatang liar yang terdapat di dalamnya seperti ular, lutung, kera, bahkan macan tutul malah membuat kami tertantang untuk menjelajahi pulau itu.
Seperti biasa, untuk perjalanan dalam negri gue bener-bener memanfaatkan weeend. Jadi jumat setelah bunyi ‘teng’ berbunyi, kami berlima yang kebetulan satu kantor pun bablas kabur ke Bandara Soetta. Pesawat takeoff tepat waktu jam 20.00 menuju Surabaya. Di Surabaya, kami sudah dijemput oleh driver yang sudah disiapkan oleh sepupu gue. Dari Bandara Juanda, suara perut mengajak kami untuk mampir di taman Bungkul untuk menyantap sepiring soto rawon dan semangkok bakso (laper ato laper…??). Pukul 11.30 kami pun bersiap menuju pantai Sendangbiru. Driver kami kali ini memang jagonya jalanan, dia mengemudi sangat baik, dan sangat cepat, hingga cukup membuat kami terpelanting kesana kemari ketika melewati jalan kota malang sampai sendangbiru yang jalannya berkelak-kelok penuh tikungan tajam dan tikungan “U”. Salut deh…schummy pun gue rasa ga secepat ini…wkwkwk…
Alhasil, gue yang paling depan ga bisa tidur sampai mobil akhirnya diparkir di depan mushola Sendang Biru pukul 3 pagi. Sempet tidur-tidur ayam di mushola hingga pukul 5, akhirnya setelah sholat subuh kami jalan-jalan sejenak di pantai sembari cari sarapan di salah satu warung. Pak Dian (085233104008), salah satu pemandu yang bertempat tinggal di sendang biru sudah siap mengantar kami. Biaya yang kami keluarkan adalah 4500 untuk tiket masuk sendangbiru, 100rb untuk pemandu, 100rb untuk perahu, dan uang ijin seikhlasnya. Kebetulan kami bertemu dengan teman-teman dari Surabaya yang memiliki tujuan yang sama, jadi ongkos bisa dibagi dua alias patungan…hehehe…(thanx to Fauzan n’ frenz)
Dengan naik perahu motor, Pulau Sempu sebenarnya letaknya hanya berjarak 1-2 km. Bahkan, cerita dari warga, kalo lagi surut kita bisa jalan kaki menuju ke pulau tersebut. Pulau tak berpenghuni ini sebenarnya merupakan cagar alam yang dijaga habitatnya oleh dinas kehutanan. Jadi pesen aja buat temen-temen pecinta alam, walaupun sudah dapat ijin masuk, sebaiknya ikut menjaga alam ini dengan membawa pulang sampah-sampah seperti tabung gas, plastik makanan minuman, ataupun sampah lainnya. Karena gue liat di sana sampah-sampah ini dibiarkan menumpuk. Camping boleh, tapi jangan lantas merusak lingkungan donk…kalo terus-terusan begini, Pulau Sempu bisa rusak habitatnya!

Lanjut ke cerita, setelah perahu berlabuh di pulau sempu, kami turun di hutan mangrove. Trekking cukup menantang dan sangat disarankan pakai sepatu atau minimal sandal gunung, karena jalan setapak yang ada cukup berbahaya dan naik turun. Musuh utama di trekking kali ini adalah sisa-sisa lumpur karena hujan. Karena selain licin, bisa membuat sandal jebol kalo terperosok di dalamnya. dan prinsip kehati-hatian tetap perlu, karena di pulau ini kata pemandunya memang masih banyak binatang liar, bahkan macan tutul, tetapi tidak berada di jalur trekking ini.
medan trekking berlumpur
Jalur trekking pertama kami menuju segara anakan berjarak sekitar 3 km yang kami tempuh sekitar satu jam. Memang cukup melelahkan dan membuat keringat bercucuran, tapi begitu segara anakan terlihat di depan mata kami….sungguh mengagumkan!!
karang bolong di segara anakan
pasir putih segara anakan
tebing pulau sempu dan samudera hindia
segara anakan dari atas
It’s like a hidden paradise. Segara anakan ini ternyata bukanlah pantai lepas seperti yang kuduga, tetapi seperti telaga yang terbentuk secara alami. Air masuk melalui sebuah karang bolong hingga terlihat seperti air terjun ketika ada ombak besar masuk ke dalamnya. karang-karang batu menjulang tinggi mengelilinginya. Air yang ada di telaga anakan ini sejuk dan sangat bening, ditambah adanya pasir putih yang menghiasi dasarnya. Sungguh sangat eksotis, tak heran sering disebut sebagai the beach-nya Indonesia. Tanpa pikir panjang, setelah lelah berjalan, gue pun langsung lepas baju dan nyebur ke kolam renang alami dengan ombak kecil ini. Dan ternyata airnya cukup duingin dan uasinnnn….hahaha…Di dasar segara anakan ini berupa pasir, ganggang, dan rumput laut tipis yang membuat warnanya biru kehijauan. Tak jarang ikan laut hias kecil dan udang-udang kecil terdampar di sini. Pantesan aja kadang ada orang yang sengaja camping bawa kail untuk memancing. Tapi ya itu…sampahnya mohon dijaga kebersihannya ya mas-mas dan mbak-mbak…ngakunya pecinta alam tho…
trekking menembus hutan
pantai kembar satu
Setelah lelah bermain ke sana kemari, mengelilingi segara anakan dari berenang sampai memanjat ke karang yang menjulang tinggi untuk melihat laut lepas dan seluruh pulau sempu, tak sadar 4 jam sudah berlalu. Rasa lapar cukup diganjal dengan roti, kita pun segera menuju ke pantai kembar satu. Pantai ini masih perawan, hanya bisa ditempuh jika kita pakai pemandu. Kita setengah jam dari segara anakan dengan trek naik yang begitu curam, dan begitu juga turunnya, hingga akhirnya ketemu juga nih pantainya. Diapit karang yang menjulang tinggi di kiri dan kanan, pasirnya putih cukup tebal, dihiasi kerang-kerang nan cantik. Tapi dilihat dari birunya laut, pantai yang berupa teluk kecil ini tidak boleh dipakai untuk berenang karena dalam dan ombaknya cukup berbahaya. Setelah menikmati pantai ini dan berfoto-foto sejenak, kami segera bergegas ke pantai kembar dua. Sekilas gue membalikkan badan, pasir pantai yang tadinya halus bagai karpet kini telah penuh dengan jejak-jejak kami…hehehe…
Perjalanan pantai kembar dua cukup 15 menit dari pantai kembar satu. Kita melewati padang rumput ilalang, dan satu trek terlihat mengagumkan karena adanya batu-batu karang yang menjulang tinggi mengapit trek ini. Batu karangnya pun cukup unik karena berwarna coklat krem dan sembirat hitam. Pemandangan mirip dengan pantai kembar satu, itulah mengapa dinamakan pantai kembar. Pantai ini berupa teluk kecil yang diapit dua karang yang menjulang tinggi, tapi relative lebih lebar dari pantai sebelumnya. Ombaknya juga lebih besar, dan di seberang ada pulau kecll yang membuat ombak terpecah.
amazing cliff
pantai kembar dua
Ahh…inginnya berlama-lama di sini, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Sebenarnya ada satu pantai lagi bernama pasir panjang, tapi jaraknya masih jauh dan treknya cukup sulit, membuat kami membatalkan niat kami menuju ke sana, Karena perahu menjemput kami jam 5 sore. Jalan pulang pun membuat kaki kami lemas karena berjalan jauh lagi. Tapi Alhamdulillah, semua bisa menyelesaikan trek pulang menuju hutan mangrove yang telah surut dengan selamat…
Setelah menunggu, perahu penjemput kami akhirnya datang dan kami harus meninggalkan jejak terakhir kami di pulau surge nan indah ini…goodbye sempu island, your hidden paradise will be a legend someday…and we’ll be your friends who can tell a story about how beautiful you are...
(to be continued...Gunung Bromo)

You Might Also Like

0 comments