BACKPACK TO UNITED KINGDOM (EPISODE 3) - A NIGHT AT LONDON

9:05:00 AM

DAY 1 – Jakarta – KL
Same time, same place, same friend…De Javu??
Dua jam menjelang tengah malam, gue ama Kris terbang menuju KL. Malam di KL ini hanya sekedar transit. Jadi setelah mendarat langsung cari tempat di foodcourt yang PW (posisi wenak). Ciri khas tempat idaman kami di foodcourt : ada wifi, ada stop kontak, ada dinding untuk sandaran, dekat dengan toilet dan ada cermin sebagai tambahan fasilitasnya. Udah kaya de javu karena baru setengah bulan lalu kami juga ke tempat ini sewaktu backpackeran ke Laos.
Malam ini tidur di bandara lagi. Besok pagi lanjut terbang menuju London. Alhasil kudu mengisi perut di tengah malam sambil membahas masalah pertama : ada apa sih di UK?
Wkwkwk… itulah bodohnya kami. Itinerary sudah jelas. tapi ga tau mau ngapain di sana. Let it be a surprise! Tapi kudu tetep dibahas daripada kaya orang ilang di London nanti..
Masalah kedua: Lupa pesan menu makan secara online. Kami cuma bisa berdoa semoga masih kebagian makanan, karena biasanya stock makanan terbatas. Apalagi di pesawat di kelas ekonomi seperti ini.
But the journey must go on. So, lets fly and enjoy the flight…

DAY 2 – KL – London

Tips and Trick Backpack to UK
Penerbangan ini total 13 jam. Atau bagaimanalah perhitungannya. Karena ada perbedaan waktu gue jadi bingung. Baru kali ini mengalami siang terlama di pesawat. Dan gue ga bawa gadget atau majalah apa pun. Yang ada majalah Air Asia gue bolak-balik ampe bosen. Bahkan ampe surat redaksi dan index nya pun gue baca. Biar ga bosen, bolak-balik ke toilet hanya untuk sekedar merenung.
Untung di pesawat masih kejatah makanan untuk dipesan. Yang paling utama adalah air mineral. Baru makanan. Daripada gue cerita selama 13 jam yang ngga asik, lebih baik gue kasih tips untuk backpack murah ke UK. Ini poin penting di cerita ini.
Yang pertama, cari temana ala couchsurfing. Tapi gue ga bakal merekomendasikannya untuk traveler macam kami yang hanya punya waktu dan budget terbatas. bisa-bisa itinerary kacau balau gara-gara basa basi ga penting.
Yang kedua, pesan tiket pesawat, tiket transport antar kota, hostel atau penginapan. Bukti booking ini bisa dilampirkan juga untuk pengajuan visa agar lebih meyakinkan.
Tiket pesawat, so sorry, ini mungkin penerbangan terakhir air asia, karena mulai bulan Maret mereka sudah tidak terbang ke Eropa. Mari berharap ada lagi cheap flight ke eropa.
Tiket kereta, bisa booking di virgin train, southern train atau apa pun sesuai tujuan anda. Untuk bus bisa pakai Mega bus, National Express atau yang lainnya. Namun pastikan anda bisa menepati itinerary yang dibuat. Kalo ngga, semua malah kacau dan rugi. Yang jelas transportasi di sana cukup bagus dan tepat waktu. Ga ada acara delay segala .  Booking in advance untuk kereta dan bus sangat disarankan karena bisa jauh lebih murah. Bahkan, kalo beruntung bisa booking first class karena harganya yang murah. Keren kan kalo bisa begaya di Negara maju?? Hehehe…
Untuk penginapan, sangat disarankan booking dari hostelworld.com atau apa pun. Namun pastikan lokasinya dekat dengan bus station dan rail station, agar memudahkan anda berpindah dari kota satu ke kota lain. Mau lebih murah? Pilih dormitory room. Percaya atau tidak, penginapan yang gue booking harganya sekitar 150-400 ribu per orang. Keuntungan lainnya, kita cukup hanya membayar 10% dulu untuk biaya bookingnya. Murah kan?
Jangan lupa membawa credit card atau debit card yang dipakai untuk booking semua tiket.
Yang ketiga, print segala sesuatu yang berhubungan dengan booking tiket, booking penginapan, dan peta dari google map yang bisa memudahkan anda mencapai lokasi antara bus/rail station ke penginapan. Kalo ada gadget, bisa cari e-book yang berhubungan dengan tujuan anda seperti lonely planet atau apa pun. Masalah nanti di kota tersebut mau ngapain, bisa ditanyakan ke pengurus penginapan atau travel agent. Walau tebal, jangan ragu print semua. Lebih baik punya pegangan daripada tersesat di negeri orang.
Yang keempat, cari info mengenai cuaca dan perbedaan waktu sholat. Hal ini menentukan perlu bawa jaket tebal atau tidak. Waktu sholat dan arah kiblat tentunya juga berbeda.
Yang kelima, bawa barang seperlunya. Jadikan dalam 2 tas saja. Satu tas besar untuk pakaian, satu tas kecil untuk barang berharga, dompet, passport, kamera, barang penting lainnya. Hal ini untuk memudahkan menjaga barang berharga anda selama berpergian maupun jika tidur di hostel.

Kemegahan Malam di London
Pendaratan mulus di Gatwick Airport, London. Waktu menunjukkan jam 3 sore. Kami sudah booking tiket kereta dari Gatwick Airport ke London. Di imigrasi sempat ditanyain karena kami lupa alamat hostel. Semua bukti booking ada di bagasi. Untung kami pandai bersilat lidah. Maklum, Indonesia people, madam….wkwkwk…
Setelah ngambil tiket melalui mesin tiket (yang diwajibkan memasukkan credit card yang dipakai untuk booking), kami setengah berlari menuju rail station yang berada di bawah airport. Angin London mulai berasa di sini. Dingin sekitar 8 derajat Celcius pun menampar wajah. Untung udah prepare jaket tebal karena cuaca kurang menentu menjelang musim semi ini.
Sempat bingung dengan kereta mana yang menuju London, namun akhirnya kami nyadar ada jadwal kedatangan kereta yang selalu on time terpampang di atas ruang tunggu. Gile…kereta datang 5 menit sebelum keberangkatan, dan 5 menit kemudian langsung melaju…bener-bener on time  di Negara maju seperti ini.
London victoria station
Kereta ternyata Cuma sampai London Victoria. Padahal Hostel ada di pinggiran kota London. Rail station paling dekat adalah Queensway station. Pantesan murah, ternyata di daerah pinggir kota. Sempat ‘kampungan’ dikit karena bingung kereta tube (underground) nya yang mana, akhirnya nanya informasi dan kami pun melaju menuju Queensway Station. Walau Bayswater Hostel ini sederhana dan di pinggir kota, namun sangat ramai karena murah dan strategis. Dari rail station aja cuma 1 menit jalan kaki dan ada bus stop persis di depan hostel ini. Sebelahnya, money changer, souvenir shop, travel agent, dan bar. Komplit kan?
Tips naik tube di London : jika ada uang receh dan tau tujuan, beli di mesin tiket. Kalo tidak, ada loket yang bisa membantu anda membeli tiket. Kalo agak lama di London, bisa beli kartu pass untuk memudahkan anda keliling London. Platform tujuan jelas terpampang di dinding stasiun. Informasi melalui pengeras suara atau tulisan kita sudah sampai stasiun mana terpampang jelas di dinding. Oia, jangan kaget kalo ada orang bercumbu bahkan berciuman di transportasi umum seperti ini. Entah apa hakikatnya, orang eropa memang udah putus urat malunya.  
Salah satu rail stastion di London (Euston Station)
Tak mau berdiam diri di hostel, setelah naruh tas gede kami di ranjang dormitory room, kami langsung beli pizza beberapa slice dan naik bus menuju Big ben. Kayanya sesuatu yang wajib kami lihat begitu nyampe London. Waktu sudah menunjukkan jam 8 malam. Dan Bigben terletak di ujung kota lainnya. Untung, bus di sini tepat waktu (jadwalnya ada di setiap bus stop) dan cepat jalannya.
Tips menggunakan bus: sedia uang receh. Supir bus jarang memiliki uang kembalian. Kalo perlu beli kartu pass untuk memudahkan pembayaran. Bisa didapatkan di travel agent ataupun hostel tempat menginap. Di dalam bus ada informasi digital board dan pengeras suara yang menujukkan kita sudah sampai di mana. Di tiang ada tombol yang harus dipencet jika kita ingin berhenti.
Malam ini hujan gerimis. Udara malam tambah dingin jika hujan gerimis seperti ini. London Eye nampak jelas di depan mata. Big Ben ada di seberangnya dengan kemegahan yang dimilikinya. Dalam hati gue berteriak senang : “I’m in London, man..!!!”
Bergegas beli tiket London eye yang harganya sekitar 20 pounds, kami akhirnya berkesempatan melihat London dari atas London eye. London Eye ini adalah salah satu wahana mirip bianglala supergede. Di atas, bisa kelihatan gemerlap kota London, sungai yang membelah London dan Big Ben. Luar Biasa!
Sebuah kapal pesiar melewati sungai yang membelah gemerlap lampu kota London, menembus bawah Winsmister Bridge, diiringi bunyi jam raksasa dari Big Ben yang berbunyi tiap seperempat jam. London banget!
Setelah satu putaran, kami pun menuju ke Big Ben dan melihat Big Ben secara langsung. Wuihhh…malam makin dingin karena agak gerimis di luar. Mungkin suhu udara turun sekitar 4 derajat celcius. Kalo dulu sering baca di dongeng ataupun cerita detektif, sekarang bisa menyaksikannya secara langsung. Subhanallah…
Malam ini pasti bisa tidur nyenyak dehhh…
London Eye
  
Di dalam London eye


Big Ben,  London

Winsmister tower

Riverside of London

















You Might Also Like

0 comments