KOMUNITAS ITU PENTING

9:15:00 AM


“Bro…ikutan Futsal yuk…! Kita tunggu di pohon paling besar belakang kantor yah” ajak rekan kerja gue beberapa minggu setelah gue kerja di Jakarta.
“OK…boleh aja”
Pulang kantor gue langsung ngumpul di tempat yang dijanjikan. Anak-anak kantor sudah pada ngumpul di sana sambil makan nasi goreng. Setelah makan malam, kami langsung menuju ke kawasan kalimalang. Baru pertama kali main bola, asal tendang sana tending sini, yang penting nge-gol in dan semua senang. Yap…itulah komunitas pertamaku. Gue pun jadi rutin ikut kegiatan ini tiap minggu. Itung-itung olah raga dan cari temen.
“Mas Bro…ikut komunitas jalan-jalan yuk…” wahhh…kalo ini susah nolaknya. Karena emang gue suka jalan-jalan dan pengen menjelajahi Indonesia tercinta ini. Jalan-jalan ini mereka sebut semi backpacker. Gue juga baru mengenal istilah ini. Biaya perjalanan emang kadang miring, tapi juga dengan fasilitas yang terbatas.
“Brader…ikutan komunitas bikers yuk…” weleh…belum sebulan di sini udah diajak komunitas lain lagi. Kali ini gue lewat dulu deh. Gue bingung, kalo yang ini komunitas terbentuk karena hobby ato karena kondisi yak…??(hahaha…piss man!) Yang jelas, selain gue belum punya motor, pantat ane suka panas kalo touring jauh gan… Gue mau ikut, asal ntar ada yang bersedia niupin..??
Wahhh…banyak deh komunitas di sini. Ada komunitas bike to work. Intinya ke kantor naek sepeda. Emang seru sih buat olah raga. Tapi polusinya kan lumayan tuh? Bisa-bisa maskeran karbon deh. Ada lagi komunitas olah raga lainnya seperti ping-pong, badminton, golf, de el el.
Intinya, komunitas itu penting. Bukan Cuma untuk menyalurkan hobby, tapi juga untuk pergaulan. Apalagi di Jakarta. Semua hal kecil jadi terasa penting. Padahal kalo masih di Solo…Apa sih bangganya naik sepeda? Apa sih bangganya naik motor? Apa sih bangganya naik gunung? Yaaa…itulah Jakarta. Kesibukan kantor kadang membentuk hedonism dan individualism. Kadang ama tetangga aja ga kenal. Apalagi ama anggota RT/RW. Kalo di daerah, kita beruntung masih disatukan dengan karang taruna, nge-ronda, pengajian, PKK, de el el…
Sifat kekeluargaan yang makin menipis ini membuat mereka mencoba bergaul dengan cara yang lain. Untuk mencari teman dan mencari kerabat.
Pengen juga sih ikut semua biar keliatan gaul dan eksis. Tapi semua komunitas ini kan ga gratis?
Bukannya ga gaul, guys…tapi kadang makin ngeri aja liat saldo tabungan akhir bulan yang makin menipis…
(Tulisan ini sekedar fiktif belaka. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan pelaku)

You Might Also Like

0 comments