TERIMALAH KENYATAAN, MELANGKAH KE DEPAN.

4:55:00 AM

Surat untuk generasi penerus kami (kelak)

Yang tercinta anakku sayang…
Terkadang, kenyataan bisa lain daripada yang kita iginkan. Seperti kata orang bijak “manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang berkendak”. Tapi ketika kita menerima kenyataan yang pahit, lantaskah kita berputus asa?
Nak,
Ayah akan bercerita tentang dunia ayah di zaman ini. Ayah hidup mulai tahun 1982. Dan tulisan ini ayah buat pada tahun 2011. Di zaman ini, seorang anak biasa memanggil bapak-nya dengan sebutan ‘ayah’, daddy’, ‘papi’, atau ‘papa’. Ga ada lagi sebutan ‘pak’e atau ‘bapak’. Begitu pun dengan memanggil ibu, anak-anak biasa memanggil dengan sebutan ‘bunda’, ‘mommy’, dan ‘mama’. Ga ada lagi sebutan ‘ibu’,’emak’ atau bahkan ‘simbok’.
Di dunia pada umumnya atau di Indonesia pada khususnya bisa disebut sedang mengalami masa transisi. Baik dari segi teknologi maupun peradaban. Entah seperti apa lagi di dunia mu kelak. Di zaman ini alam telah dieksploitasi oleh kaum-kaum liberalis dan tak bertanggung jawab. Walo penjajahan sudah tidak terjadi, tapi politik kotor makin terasa di dunia ini. Perang masih ada. Tapi bukan dalih imperialism kuno atau modern. Yang ada hanyalah orang yang memperebutkan tanah kekuasaan. Tapi bukan penjajahan, melainkan dengan alasan politik yang membinasakan negara-negara lemah. Imbasnya tentu saja seperti masa penjajahan. Rakyat sipil banyak yang tewas, perekonomian lumpuh, perang saudara berkobar sampai suatu Negara dibuat menyerah dan diambil alih oleh penguasa yang diboncengi dan didanai Negara-negara adidaya. Pada intinya, perdamaian masih belum terwujud dengan sempurna di muka bumi ini.
Maafkan ayah maupun orang-orang yang hidup di zaman ini nak…
Karena kami telah merusak bumimu yang indah. Planet ini tak mampu lagi menahan eksploitasi dan keinginan manusia yang berkuasa atas tanahnya. Bumi ini terus disedot sumber daya alamnya, dicemari airnya, bahkan polusi telah menrobek ozon dan membunuh semua ekosistem yang ada. Sebenarnya ngeri ngebayangin apa yang akan terjadi di zamanmu kelak. Industri makin menguasai tanah persawahan, pertambangan tak lagi mempedulikan kelestarian hutan, penghijauan tergerus karena kebutuhan perumahan yang meningkat tajam.
Di ibukota Indonesia, Jakarta, telah ada transportasi missal seperti busway dan kereta listrik. Walo jumlahnya terbatas dan tetap tak mengurangi kemacetan. Pasalnya, orang-orang tetap belagu dan tetap egois dengan menggunakan kendaraan sendiri. Bayangkan, besi-besi beroda milik individu itu bukan bertambah kecil mengingat makin terbatasnya jalan raya, tapi bahkan semakin besar dan menghabiskan ruas jalan dan lahan parkir.
Bus-bus kota masih tetap ada walo dengan kondisi seperti kaleng omprengan yang berjalan, jalan tol tak lagi selancar tahun 90-an. Bahkan di jalan layang yang dibuat pun tak dapat mengatasi kemacetan yang ada. Belum lagi kalo hujan, kemacetan bisa bertambah parah dua kali lipat. Banjir di mana-mana. Ini semua dari ulah manusia yang tak bertanggung jawab. Membangun gedung tanpa memperhatikan dampak lingkungan, membuang sampah sembarangan yang bikin sungai makin dangkal, dan penebangan liar yang semata untuk mencari uang. Semoga saja kau dan kaummu di masa mendatang dapat menemukan solusi yang tepat untuk membangun lagi negaramu.
Nak, jadilah orang yang jujur…
Bila kelak kau bertahta, jangan jadi politisi busuk seperti tren orang-orang di masa ayah sekarang. Jangan sekedar mengikuti perintah orang, tapi berpegang teguhlah pada kejujuran dan kata hati yang suci. Jangan pernah kau makan duit Negara, dana untuk kebutuhan rakyat banyak, ataupun bentuk-bentuk korupsi lainnya. Mending kau potong jari-jarimu dan berdarah sampai mati daripada kau ambil uang Negara untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Dan bila kau berharta, jangan lupa sodaqoh. Jangan lupakan agama. Dan jangan kau berbuat semena-mena pada rakyat kecil. Berdonasilah untuk sesama. Sumbangkanlah untuk kawan-kawan kita di kawasan timur Indonesia, berbagilah dengan bangsa lain di benua Afrika. Mereka sangat membutuhkan bantuan dalam bentuk apa pun. Percayalah…Jika kau dapat melihat penderitaan dalam hidup mereka di jaman ini, kau akan percaya dan meneteskan air mata..
Di zaman ini, bencana alam makin sering terjadi. Entah Tuhan telah murka atau karena manusia telah ngawur dalam menggunakan ‘fasilitas’ yang telah diciptakan Tuhan. Di tahun kemaren contohnya, musim hujan tak kunjung datang sepanjang tahun. Negara kita yang dikenal kaya akan hasil pertanian mulai meng-impor dari Negara lain. Bumi ini makin tua, makin rapuh. Tapi manusia selalu mengabaikan itu semua. Mereka hanya memikirkan urusan perut dan harta benda. Di Indonesia, kami telah merasakan tsunami terdahsyat. Letusan gunung api terbesar, dan bahkan gempa bumi pun telah kurasakan 4 kali. Padahal, sebelumnya tanah jawa ini terbilang aman dan nyaman untuk hidup. Gemah ripah loh jinawi. Angka kriminalitas pun tak ayal makin meningkat seiring meledaknya kebutuhan penduduk yang tak terpenuhi.
Hal ini mungkin tak lepas dari dampak kemajuann teknologi yang makin pesat. Walau, ayah yakin di dunia mu kelak teknologi bakal makin maju dan canggih. Khususnya teknologi informasi, komunikasi sudah bisa terbentuk dari berbagai jenis. dari komunikasi verbal sampai visual telah berhasil diciptakan. Orang-orang mulai gila belanja benda-benda elektronik untuk memuaskan hobi dan menghilangkan kejenuhan. Tapi semoga di zamanmu telah bisa menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Yang tidak merusak lapisan atmosfir, yang limbahnya tak mencemari sungai, dan tanpa menimbulkan radiasi berbahaya bagi lingkungan sekitar.
Ayah saat ini masih bisa menghirup udara segar, walo harus menempuh ratusan mil terlebih dulu. Di Indonesia sendiri, ayah cukup bahagia dengan hobby travelling ini bisa merasakan keseimbangan kehidupan alam liar. Walau di kehidupan nyata harus berjibaku untuk mempertahankan perekonomian keluarga. Janganlah menyerah, Nak…
Walau orang-orang dari dunia ayah bakal meracunimu dengan doktrin-doktrin tololnya. Tetaplah bertahan pada pendirianmu. Kumpulkan teman-teman yang berhati mulia. Kerahkan kekuatan untuk memerangi ketidakadilan. Jika perlu, bacalah kembali buku-buku jaman pendidikan sekolah dasarmu agar kau tetap bermoral dan berjiwa kemanusiaan. Teruslah maju walau kau diinjak, teruslah bangkin walau badai menghempaskanmu. Tetaplah kokoh bagai batu karang.
Buatlah perubahan segera di muka bumi ini. Tahun depan, 2012, walau banyak orang meyakini bakal ada kiamat, yang berarti hancurnya semua umat manusia, tapi kami orang beriman tetap berpegang Teguh bahwa Cuma Tuhan Yang Maha Tahu. Kami tak boleh menyerah. Doa kami selalu menyertai, semoga gambaran dan prediksi di film-film buatan kaum liberalis tentang masa depan itu adalah salah. Jadilah seperti kami. Bekerjalah seakan-akan kau hidup selama-lamanya, beribadah seakan kau mati-di esok hari. Kau tercipta bukan untuk dirimu, tapi juga untuk leingkungan dan duniamu.
Terimalah kenyataan yang ada, teruslah melangkah ke depan. Untuk hidupmu, untuk duniamu….
Regards,

Ayahmu.











You Might Also Like

0 comments