PULAU BELITUNG

7:51:00 AM




Laskar pelangi wannabe

laskar pelangi...
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warna bintang di jiwa

menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia selamanya…

(Nidji-OST Laskar Pelangi)

Kutipan bait lirik lagu di atas terus aku gumamkan sepanjang perjalanan. Dan makin kencang pula aku nyanyikan ketika masuk ke kawasan syuting film Laskar pelangi di Tanjung Tinggi. Kekagumanku akan lokasi ini membuat hati terasa lega dan pikiran refresh. Pantai yang Indah berhiaskan batu-batu granit berukuran raksasa. Sampai-sampai ada kelakar dari teman yang sibuk berhipotesa dari mana asal batu ini datang. Ada yang bilang karena kuasa Tuhan (ini yang paling masuk akal), ada yang bilang karena dulunya tempat ini markas UFO, ada pula dengan otak dengkulnya berhipotesa “Dahulu kala, mungkin dewa-dewa sedang bermain dengan batu ini layaknya gundu, tapi secara tak sengaja ada yang menjatuhkan kantong gundu-gundu itu ke bumi. Jadi deh pulau belitung ini…”
hahaha…kelakar konyol khas Bro Hery ini bikin orang terbahak-bahak. Belum lagi timpalan-timpalan konyol dari temen-temen lain yang tak masuk akal.

Tapi secara keseluruhan, Trip kali ini memang menakjubkan. Dengan biaya yang agak mahal, tapi worthed lah walo kami sedikit kecewa karena awan mendung selalu menyertai. Tapi syukur Alhamdulillah, semua lancar dan berjalan sesuai itinerary yang gue bikin. BAT Traveler emang kompak dan seru! Peserta trip kali ini ada 6 orang termasuk gue. Peserta lainnya ada kakak gue yang sedang belajar wisata ala semi-backpacker (Mba Anggi), Cuni, Mba Evi, Bro Hery dan Bro Sato sang fotografer.
birunya langit belitung
Penasaran dengan cerita Laskar Pelangi Wannabe di tanah Belitung?? Ini ceritanya…

DAY 1 – Tiket sudah di tangan Bro Sato. Emang dia yang jago booking tiket karena pengalaman kerjanya sbg General Affair di salah satu Bank ternama di tanah metropolitan ini. Dan bener aja, bookingan tiket yang udah dikirim ke email gue ketinggalan. Untung Sato dah bawa copy nya untuk semua peserta. Kami janjian nyampe di airport jam 5 pagi. Karena flight Sriijaya Air jam 6 pagi/
Dan seperti biasa… team leader selalu terlambat… (wkwkwk…maaf temen2ku yang baik hati dan tidak sombong…tolong nitip check-in ya… )
Gue sampe bandara jam setengah 6. Teman-teman sudah setia menanti. Dan kami pun langsung ke gate 7 untuk boarding. pesawat ngga delay…alhamdulillah…kami pun siap berangkat…
Perjalanan udara bekisar antara 45 menit. Cepet banget. Baru satu kedipan aja udah nyampe. (Halah…lebay…padahal emang tukang molor. Bilang aja tidurrr…)
Yap…jalur pesawat sudah terlihat dan pesawat siap mendarat. Pendaratan berlangsung singkat seiring dengan pendeknya jalur pendaratan. Tanpa babibu kami pun turun pesawat. Langsung keluar? Tentu tidak! Narcisme is a must. Satu dua jepretan kamera dan seterusnya…ampe diusir petugas bandara.
First action on Bandara Hanandjoeddin
“You know me so well…” ringtone BB gue bordering (katanya rocker, tp qo ringtone nya…??). ternyata driver kami sudah menanti di pintu airport. Namanya Pak Faisal. Orangnya ramah dan baik. Rajin nge-guide pula. Beliau adalah utusan dari Kelayang Cottage, tempat kami menginap. Mau menginap di sana juga seperti kami? Hubungi Pak Rudi (0821 7619 0700). Pengelola kelayang cottage ini akan siap sedia melayani kebutuhan kita, penginapan murah, sewa mobil ada, sewa kapal ada, bahkan sepeda dan kano juga punya. Sewa mobil dipatok harga 350 ribu untuk avanza plus driver non BBM. Untuk trip hari pertama ini, BBM habis 100 ribu plus tips driver 50 ribu.

Kebetulan kami menyewa mobil Avanza. Tanjung Pandan terletak di sisi barat pulau Belitung. Di tengah kota ini terdapat monumen Batu satam, yang mencirikan Pulau Belitung. Batu unik berwarna hitam dengan urat-uratnya yang khas itu konon adalah hasil proses alam atas reaksi tabrakan meteor dengan lapisan bumi yang mengandung timah tinggi jutaan tahun silam. Batu ini juga bias dibeli di took-toko souvenir yang terdapat di Belitung.
Monumen Batu Satam
Menurut info dari Pak Faisal, kelayang cottage berada di sisi utara Tanjung Pandan, sekitar 30 menit dari kota ini. Sesuai saran dari Pak Rudi, kami pun langsung menuju ke Manggar, Belitung Timur. Perjalanan akan makan waktu 2 jam. Tapi kami kelaparan (kasian banget ya?). Maka kami minta Pak faisal untuk mampir ke Mie Belitung Atep. Katanya di sini yang paling terkenal. Tapi warung masih tutup, jadi kami terpaksa menahan lapar dulu dan menuju ke pantai terdekat, yaitu Pantai Tanjung Pendam. Pantai ini ada di kota Tanjung Pandan. Kebetulan pantai masih surut, jadi kita bisa berjalan-jalan jauh dari bibir pantai. Setelah puas menghirup udara pantai, kami pun menuju ke mie Belitung lagi, ternyata memang sudah ramai. Mie Belitung Atep buka jam 8 pagi.
Pantai Tanjung Pendam
Pelayanan yang cepat membuat kami nyaman di sini. Mie khas Belitung yang disajikan bikin kami ngiler dan tanpa komando semua kami lahap habis tanpa sisa. Rasa mie nya manis, terasi nya rerasa enak dan aroma sea food nya mantap. Apalagi ditutup dengan air jeruk kunci khas Belitung yang mantap pula. Klopt!
Nikmatnya Mie Belitung
Setelah perut kenyang, perjalanan berlanjut ke Manggar. Jalanan di Belitung membuat kami kagum. Jalanan yang masih sepi, tapi semua sudah beraspal mulus. Belitung memang tujuan wisata yang sudah dikelola dengan baik. Manggar terletak di ujung timur pulau Belitung. Dari sinilah cerita laskar pelangi berasal. cerita yang mengisahkan siswa-siswa tak mampu dan memiliki karakter yang berbeda-beda. Walau sekolah mereka sederhana dan hamper rubuh tapi prestasi mereka membanggakan.
Jalan raya memeblah rawa dan hutan. Di samping kiri kanan jalan tampak rumah-rumah sederhana. Perjalanan tidak begitu berasa karena Mobil yang nyaman dan kami yang memang tukang tidur…
Setelah melewati pusat pemerintahan belitung timur, akhirnya kami tiba di lokasi syuting film Laskar Pelangi. Lokasi syuting ini berpindah-pindah. Tapi menurut gue, inilah the best-nya. Sekolah yang berada di atas bukit berpasir putih ini benar-benar menggambarkan kesederhanaan anak-anak Belitung, Terdiri dari dua kelas, atap kelas yang berlubang, dinding kayu, dan disangga satu balok kayu besar sehingga menggambarkan bahwa sekolah ini memang mau rubuh. Di belakang sekolah terdapat danau yang cukup luas dan rawa-rawa di tepiannya. Di mataku, terbayang-banyang anak-anak kecil yang berlarian bebas dan lepas tanpa beban bermain ke sana kemari di halaman tanpa pagar ini.
Hmmm…sungguh pemandangan yang menarik sekaligus memprihatinkan bagi pendidikan anak-anak bangsa kita..
Gurunya makmur banget...

Mejeng di di depan SD Laskar pelangi
Inilah SD Laskar Pelangi
Halaman Belakang SD

Pensiunan "Dawson Creek"
Setelah puas juga memandangi SD bersejarah ini, akhirnya kami lanjut ke Bendungan Pice. Bendungan ini merupakana salah satu infrastruktur pengairan di Belitung. Selain berfungsi sebagai pengatur debit air, kadang warga setempat memanfaatkannya sebagai tempat wisata.
Iklan Bendungan Pice
Ngumpul di bendungan Pice
Tak berlama-lama di lokasi ini, kami pun menuju ke bukit samak, bukit dengan bau khas kebon kopinya ini menyuguhkan pemandangan Pantai Burung Mandi. View yang elok ini membuat kami ingin minum es krim…hahaha…ga nyambung ya..??
Dari bukit ini kami turun ke pantai terdekat, yaitu Pantai lalang. Tapi karena sudah bosan dengan pantai biasa (ceile…gaya ye…emang yg luar biasa yg gmn sih…??), maka pantai ini kami lewati begitu saja. Bukan apa sih…tapi panas booo….hehehe…

Bukit samak view

Di bawah pohon Bukit Samak


Tujuan berikutnya adalah lokasi kedua sekolah SD Muhammadiyah Gantong. Lokasi syuting di sini lebih terawat dan lebih rapi. Tapi gue secara pribadi lebih suka ke lokasi yang pertama kami datangi. Lebih riil dan lebih alami.
Lokasi syuting ke 2 - SD Muh Gantong
Laskar Pelangi yang nakal...
Panasnya Pulau Belitung siang ini membakar kulit kami dan membuat dahaga. Akhirnya kami istirahat sejenak di Rumah Makan Padang untuk isi perut. Entah karena memang lapar atau karena ga ada yang lain, masakan si ibu pemilik warung ini terasa enak. Apalagi minuman jeruk kuncinya. Sampai-sampai Bro Hery minta jeruk mentahnya untuk ditanam di rumahnya. Dan ternyata si ibu baek banget..dia diberi secara cuma-Cuma. Mungkin kasian melihat Bro Hery yang kurus kerontang karena kepanasan (kalo yang begini kurus gimana yang gemuk..??hehe…just kidding Bro..)
Walo perut sudah kenyang, ternyata masih ngiler juga ngeliat orang-orang yang nongkrong di warung kopi. Kata Pak Faisal dengan logat melayunya yang kental, “Tak mantap lah kalo di manggar tak minum kopi Manggar yang legendaris…”
Maka kami pun minum kopi manggar di warung seberang rumah makan padang. Ada yang pesen kopi-O (kopi hitam), ada pula yang pesan kopi susu. Rasanya memang mantap! Rancak banarrr….
Warkop Manggar
Kopi susu Manggar yang legendaris

Apalagi sambil mendengarkan suara rekaman burung walet yang sengaja disetel dengan volume besar. Di Belitung ini memang banyak ruko-ruko yang berfungsi hanya sebagai sarang burung walet. Dan tiap siang, bunyi-bunyi  pemancing burung walet inilah yang terdengar memecahkan keheningan desa yang sepi.
Setelah puas bersantap siang, kami menuju ke pantai Burung Mandi. Pantai yang indah, pasir putih yang menawan, dan kapal-kapal yang berwarna-warni kaya iklan Benetton. Hehehe…aku suka, kamu suka, apalagi si Cuni “the next top model” Polakitang. Semua gaya dan dan upaya dia optimalkan demi Bro Sato yang rela jadi korban tukang jepret-nya. Tapi memang pantai ini indah!
Pantai Burung Mandi
Baywatch lewat...??
Tujuan kami berikutnya adalah Kuil Dewi Kwan Im. Kuil merah yang megah ini berada di atas bukit dan berhiaskan batu besar. Di sini, Cuni coba meramal nasib. Dan hasilnya cukup menggembirakan. Dia bakal ketemu jodoh di musim semi. Wow…!! Hope it’s true, beib..tapi…btw, musim semi di Indonesia kan ga ada??ga kawin-kawin donk loe…hahahaha…just kidding Cun…keep the faith!
Kwan Im temple
Batu Burger..??
Akhirnya…trip hari pertama usai. Mobil siap mengantar kami ke Kelayang Cottage. sebelum itu, kami sempatkan mampir ke toko si Aling di Tanjung Pandan (Bro Hery seenaknya ganti nama orang, mentang-mentang yang jual gadis cantik keturunan tiong hoa). Hujan mulai mengguyur Belitung sore ini. Membuat suhu udara yang tadinya panas menyengat menjadi sejuk karena mendung.


Setibanya di Kelayang Cottage, bukannya mandi dulu, kami malah langsung pesan makanan, Maaf pemirsa, bukannya jorok, tapi kami sudah tak sabar menikmati hidangan khas Belitung. Yaitu Gangan Katarap dan Ikan Ilak Bakar. kedua menu utama ini ditemani dengan ca kangkung dan ca genjer. Hmmm…mantap! Gangan kepala ikan katarap dengan kuah kuningnya dan aroma nanasnya memang lezat. Dipadu dengan ikan bakar yang fresh dan menggiurkan. Setelah puas makan, kami sempatkan mengisi watu dengan kartu remi. Tapi di sini ada dua catatan kecil : Bro Hery yang ternyata alergi seafood dan mbak Anggi yang selalu histeris naik ke atas  kursi bila ada kucing atau anjing ikut nimbrung…
Kelayang cottage
Kamar Cowo (maap berantakan,..hehe...)

Gangan & ilap katarap...mau??
Penginapan kami sederhana. Kamar cottage yang berukuran 5x5m tanpa AC dan satu kamar mandi dalam. Biaya cottage ini per malam adalah 200 ribu plus extra bed 25 ribu. Dengan fasilitas seadanya, tapi view pantai yang luar biasa, gue rasa penginapan ini memadai dan nyaman. Untungnya, sebelum kemari gue udah cari info mengenai cottage ini. Jadi sudah siap dengan obat nyamuk dan air mineral. Karena selain nyamuknya banyak, air di cottage ini berwarna agak kekuning-kuningan. Alasan memilih cottage ini selain view pantainya yang cukup menawan, juga agar di hari kedua nanti kami tidak perlu rental mobil untuk island hopping, karena di pantai inilah para nelayan yang mengantar kami melaut melabuhkan kapal-kapalnya.
Malam hujan turun rintik-rintik, yang menyebabkan kami batal dangdutan ke kafe remang-remang. Tak ada pilihan lain, kami pun tertidur pulas di malam yang mendadak dingin di Tanjung Kelayang..
DAY 2 – jam 5 pagi gue terbangun. Hujan masih rintik-rintik dan angin masih terasa dingin. Akhirnya gue dan BAT Travelers menunggu dengan tampang manyun, takut ga bisa melaut hari ini. Sambil main kartu gue pantau ombak yang ternyata cukup tenang. Dan ketika gue telpon Pak Rudi, beliau mengiyakan untuk kami tetap melaut. Perut keroncongan, kudu prepare tenaga untuk menerjang ombak dan angin yang menderu-deru. Tapi kami yakin kami bisa. Untuk menghangatkan badan dan mengisi perut, kami makan indomie rebus telur. Itu ceritaku. Dan itu indomie ku. Jadi jangan minta ya…bagaimana ceritamu?? (iklan banget sih…)

Menanti hujan rintik-rintik
Island hopping dimulai pukul 9 pagi. Kapal nelayan yang dinahkodai Kapten Kiky pun mulai lepas jangkar. Angin bertiup cukup kencang, hujan pun masih rintik-rintik. Tapi memang insting pelaut itu hebat. Tak berapa lama, walaupun langit masih mendung, hujan akhirnya reda. Pendaratan pertama kami adalah di pulau pasir, atau orang biasa juga menyebutnya Pulau Gosong. Pulau ini hanya ada pada saat laut masih surut. Karena itulah biota laut yang ada di pulau kosong yang terdiri hanya dari daratan pasir ini sangat unik. Yang paling special adalah bintang laut yang berwarna pink mirip si Patrick di film spongebob. Jumlahnya puluhan tersebear di tepi-tepi lautnya. Kami pun sangat takjub melihatnya, apalagi beberapa dari kami ada yang belum pernah memegang bintang laut. Apalagi sebanyak ini. Dari yang cuma berani pegang ujung-ujungnya (kaya megang popok bayi bekas…hahahaha…) ampe akhirnya kumat narsisnya…hehehe…
Kaya megang popok bekas??
Patrick dan teman-temannya

I love Starfish
Berlari bebas lepas di pulau pasir


Tampaknya Laskar Pelangi Wannabe ini betah banget di pulau ini. Sampai-sampai ada satu rombongan pengunjung datang dan pergi pun tak dihiraukan. Mereka masih betah di sini. Itulah enaknya pergi tanpa tour. Kita bisa atur waktu kita sendiri. Untungnya Pak kiky orangnya juga sabar, walo agak sulit untuk diajak komunikasi.
Row...row your boat...
Tujuan berikutnya adalah Pulau Batu Belayar. Pulau yang dari jauh nampak ada dua batu berbentuk layar perahu yang sangat besar. Mungkin dari situlah nama pulau ini diambil. Batu-batu granit di pulau ini sangat besar. Pulau kecil tanpa penghuni ini menyuguhkan ketenangan yang damai dan pemandangan yang unik. Seperti biasa, hingga satu rombongan datang dan pergi kami tetap asyik meng-eksplore pulau ini dengan cueknya…hehehe…dasar orang kota …
Pulau Batu Belayar
Full team di Pulau batu belayar
Penganiayaan kecil di sebuah pulau
Lanjut ke pulau berikutnya adalah Pulau Burung. Dinamakan demikian karena ada  gugusan batu karang yang menyerupai kepala burung. Cukup mudah diingat kan nama pulau-pulau di sini? Yaa..disinilah pelajaran astrologi dimulai. Pelajaran tentang bintang laut (ngaco banget yah..??). Yup, kami mempelajari tentang asal muasal bintang laut. Itu bukan bintang jatuh yang  bisa mengabulkan keinginan, tapi memang biota laut yang berbentuk bintang. Asalnya dari cangkang berbentuh bulat dan pipih seperti koin berdiameter sekitar 3 cm. Dan dari cangkang itulah terbentuk mini star fish, yang nantinya kalo kebanyakan makan bakal main film ama spongebob (makin ngaco ya..??)
Pulau Burung (bentuk batu karang yg mirip kepala burung)
Jump...!!
Eh ada juga batu yang mirip kura-kura
Udahlah ngaconya, kita ke pulau berikutnya aja deh..yaitu Pulau Lengkuas. Spot wajib di agenda island hopping. Di pulau ini terdapat mercusuar buatan Belanda yang sudah direnovasi agar bisa dikunjungi wisatawan. Selain itu ada pula penangkaran penyu sisik yang dilindungi. Sebelum naik ke atas, bayar dulu untuk biaya pemeliharaan 2000 per orang. Terus celupin kaki kita ke ember biar bersih mercu suarnya. Tiap lantai dari mercusuar ada dua jendela yang menerangi isis mencusuar. Di tengahnya, ada semacam lift barang. Makin ke atas, tangga yang dinaiki semakin sempit dan semakin sedikit. Penanda lantai ada di dinding atau bisa kita lihat di sisi bawah anak tangga. Mercusuar setinggi kira-kira 19 lantai ini memang layak untuk dinaiki. Karena dari atas kita bisa melihat seluruh view pulau lengkuas dari gugusan bebatuan, gradasi air laut yang menawan, dan kapal-kapal yang berlabuh di tepian…wow, amazing view! Subahanallah…
Mercusuar Pulau Lengkuas
Mantan Napi
View dari atas mercusuar...wow...!!



Just another "WOW"!!

Karena lelah naik turun tangga, kami merasa sudah saatnya mengisi tenaga dengan bekal sederhana  yang kami bawa. Nasi goreng telur dan indomie. Setelah kenyang dan menikmati pemandangan pulau ini, kami melanjutkan perjalanan ke spot snorkeling di dekat Pulau Babi. Spot snorkel yang cukup bagus. Terumbu akarangnya masih terjaga dan jenis ikannya juga banyak. Dari ikan loreng hitam putih yang ada di tiap spot snorkel di Indonesia, ikan kakatua yang berwarna biru cerah, ikan badut aktor dari film si nemo, dan ikan-ikan hitam yang bermacam-macam bentuknya.
Pulau Babi. Entah kenapa dinamakan Pulau Babi, karena kali ini gue ga ngeliat batu berbentuk babi. Atau karena dulunya ada babi di pulau ini? Yang jelas kami sendiri bingung kenapa dibawa ke pulau ini. Tapi memang pantainya bagus, jadi kami gunakan aja untuk main-main air dan berendam. Karena kalo keluar dari air malah kedinginan. Angin yang cukup kencang membuat badan kami yang basah…basah...basah…jadi lebih dingin…jadi kami pun tak betah berlama-lama di pulau ini dan segera menuju ke spot snorkel di dekat tanjung kelayang. Spot ini sama bagusnya dengan spot yang pertama. Hanya sayang, angin yang cukup kencang membuat kami terombang-ambing di lautan dan kurang nyaman untuk eksplore lebih dalam lagi… baru sebentar nyelam saja tau-tau sudah jauh banget dari kapal…cape deh baliknya…
Snorkeling profile
Setelah badan terasa cape, pegel-pegel, lemah letih lesu…akhirnya kami balik ke Tanjung Kelayang untuk bersih-bersih. Pasir pantai yang nyelip, kerang yang menempel, bahkan udang kecil yang kegencet pantat kami bersihkan dengan air mandi...
Pengeluaran bersama hari ini adalah sewa perahu 350 ribu, tips buat pemilik kapal 60 ribu, masuk ke mercu suar 10 ribu.
Setelah bersih-bersih, tanpa dikomando, kami segera menuju kantin untuk makan malam dan menghabiskan malam ini dengan main kartu, bercanda tawa, dan berkisah tentang pengalaman menakjubkan yang didapat hari ini…
Mba Evi-the champion
DAY 3 – hari ini adalah hari terakhir di bumi lascar pelangi. Sepeti tak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, pagi-pagi betul jam 5 kami sudah jalan-jalan di sepanjang pantai Tanjung Kelayang. Tujuannya sih menanti sunrise. Tapi seperti biasa, cuaca tak bisa ditebak. Sang mentari hanya sedikit menunjukkan lambaian auranya di balik awan. Tapi itu sudah membuat kami terhibur dengan menikmati suasana pagi pantai Tanjung Kelayang.
Menikmati pagi di Tanjung Kelayang
Jadwal syuting…eh jadwal trip kami dimulai jam 8. Maka kami segera bergegas untuk mandi pagi dan packing. Pak faisal sudah menunggu dengan mobil APV. Kami ganti mobil yang lebih besar dengan tujuan mulia, yaitu mau borong oleh-oleh untuk teman, kerabat dan sanak saudara di Jakarta. Entahlah konsep apa yang dirancang di trip kali ini. Gue sendiri jadi binngung. Mau dibilang backpacker, nginepnya di cottage. Mau dibilang semi backpacker, tapi makannya banyak mulu. Mau dibilang ngetrip hemat, tapi oleh-oleh yang dibawa bakal bejibun. Whatever lah, yang penting semua hepi, semua puas…anda puas saya lemasss…(apaan sih..??)
Tanpa sempat bertemu Pak Rudi sang pengelola cottage yang selalu kalem dengan pakaian khas anak pantai, kami terpaksa pergi tanpa pamit karena beliau masih tidur pulas. Well, Pak Rudi, asal anda tau aja, cottage anda kami promosikan lho...hehe…bukan mengharapkan apa-apa..tapi berilah kami diskon ala kadarnya…hehehe…Tapi memang cottage anda mantap dengan harga yang wajar. Pelayanan dan suasana pantainya itu lho yang juaraaa…Terimakasih Tanjung Kelayang Cottage…


Rumah mungil kami di Kelayang Cottage
Jadwal pesawat Sriwijaya Air masih ntar sore. Jadi kami sempatkan diri untuk jalan-jalan ke most amazing spotnya Belitung, yaitu Pantai Tanjugn tinggi yang hanya  20 menit dari Tanjung Kelayang. Pantai pasir putih dengan batu-batu granit raksasa. Di tempat inilah si Lintang (laskar pelangi) bermain petak umpet dengan sahabat-sahabatnya. Batu-batu granit di sini memang ga kira-kira…seronok nyeee…(hehe..coba-coba pake bahasa melayu mumpung di belitong). Di sinilah hipotesa konyol dari teman-teman bermunculan. Bebatuan ini bertumpuk-tumpuk tanpa ada yang tahu asal mulanya. Ngga ada semen, ngga ada lem perekat, tapi bisa bertumpuk-tunmpuk dengan indahnya. Ditambah suasana pantai yang memang sepi dan angin sepoi-sepoi, mantap banget dah kalo kerjaan bisa disambi di sini. Apa gue usulin buka cabang aja kantor gue di sini? Jadi tiap istirahat bisa nongkrong di atas batu guedeeee ini…hahahaha…




Tanjung Tinggi-lokasi syuting laskar pelangi
Rasanya mata ini tak bisa berkedip meninggalkan pemandangan elok ini. Tapi waktu memang terus berjalan.   Dari tempat ini kami menuju ke tanjung Binga, desa para nelayan. Di desa ini terdapat Bukit Berahu cottage yang memiliki pantai yang tenang. tapi untuk melihat pantainya, kami harus menuruni anak tangga yang cukup melelahkan. turunnya sih ga masalah, tapi naiknya itu lho...Pantai di sini tenang dan sejuk. bisa dibilang terlalu tenang malahan. kami malah bingung mau ngapain. akhirnya kami ikutin aja Bro hery yang dari tadi asyik nyari bintang laut. eh malah nemu benda-benda aneh seperti bintang laut berujung 4, anak bintang laut yang imut-imut, ampe gundukan pasir berbentuk (maaf) tumpukan tai mirip di komik-komik kartun...gue ga tau apa itu tapi hehe...so cutee...

ini...apa yaaa??
all about starfish
Pantai Bukit Berahu-Tj Binga
waktu sudah menunjukkan tengah hari dan kami harus menuju ke Tanjung Pandan untuk membeli oleh-oleh yang kami pesan. Toko oleh-oleh Pak Yohannes yang terletak di kawasan pecinan ini memang komplit. Alhasil, kami memborong berbagai makanan khas belitong. Ada kerupuk tenggiri, keripik singkong, abon ikan, sirup jeruk kunci, stik rumput laut, dodol agar-agar, getas, kemplang, dan sebagainya. Untung pakai Mobil APV, jadi bisa muat semua barang yang dibawa.
Setelah puas belanja, kami menuju ke museum Tanjung pandan. Berbagai peninggalan bersejarah ada di sini. Dari koleksi batu-batuan, keramik kuno, senjata khas Belitung, cara penambangan timah, dan buaya ‘sang aktor figuran’ yang muncul di film Laskar Pelangi. Dan tahukah anda, bahwa semua peninggalan harta karun yang tenggelam dari dinasti Tang ditemukan di perairan Belitung ini? Akan tetapi, sayangnya, waktu itu bangsa kita dibodohi bangsa asing yang kemudian melelang benda-benda bersejarah itu sehingga tersebar di daratan eropa. Hummm… sayang sekali yaaa…
Museum Tanjung pandan
Seusai berkenalan dengan benda-benda kuno di Belitong, kami menuju ke Rumah Makan rekomendasi Pak Faisal. Rumah makan sederhana ini memang mantap masakannya, walau harganya juga ga begitu murah. Seperti biasa, menu utama yang kami pilih adalah Gangan kepala ikan Katarap (favorit gue di sini), ikan ilak bakar, ca kangkung, dan otak-otak ikan. Tak lupa es jeruk kunci khas Belitung. Tanpa babibu…semua makanan tandas dalam sekejap!
Ngemil duren dulu sebelum lunch
Waktu sudah menunjukkan jam setengah dua siang, sudah saatnya kami beropindah tempat…clinggg! Dan sampailah kami di Danau Kaolin. Danau ini masih berada tak jauh dari pusat kota, sekitar 15 menit dengan mobil, searah ke bandara. Danau yang terbentuk dari bekas penambangan kaolin (bahan dasar bedak) ini terisi air hujan, sehingga warnanya pun sangat eksotis. Kaolin yang berwarna di dasarnya membuat air danau menjadi berwarna biru dengan gradasi warnanya yang menakjubkan. Di kejauhan, tampak para penambang masih melanjutkan kegiatannya di lokasi yang tak jauh dari situ.  Menurut info yang ada, pertambangan ini milik orang India. Hmmm..ke mana aja ya orang Indonesia?? Kok ga bisa menjadi raja di negeri sendiri?
Danau Kaolin
Yahhh…itulah akhir perjalanan kami. Karena kami harus bergegas ke H.A.S. Hanandjoeddin Airport  untuk mengejar pesawat (cape donk…pesawat qo dikejar..??). Pengeluaran bersama hari ini hanya mobil 350 ribu, BBM 50 ribu dan tips driver 50 ribu…hoooo…crengggg!
Setelah check in dan menunggu setengah jam, akhirnya pesawat sudah siap untuk terbang dan membawa kami ke tanah metropolitan. Dan karena kelelahan, kami semua tertidur lelap… bermain  bersama dalam mimpi di pasir putih Pulau Belitung…

Belitung oh Belitung…
Kau hipnotis kami dengan keelokanmu yang tiada tara…
Membuat kami tak rela untuk kembali ke rimba kami yang sebenarnya…
Tetaplah menawan dan mempesona..

Tanahmu bumi Laskar Pelangi…
Keindahanmu selalu ada di hati..
Tunggulah kami kembali..
Bersama anak cucu kami…


Trip cost = 1,7 Juta all in
# 16-18 Juli 2011 #


You Might Also Like

1 comments

  1. wah panjang banget postingan belitungnya....:) kerennya ya tempat sana..jadi pengen ke sana.. hihi..

    ReplyDelete