CURUG CIBEUREUM

5:49:00 PM

Curug Terindah Itu Tak Jauh dari Jakarta
Puncak. Pasti orang-orang Jakarta tahu lah tempatnya. Karena pelepas stress nya kan kalo mau pantai, pasti ke Ancol. Kalo mau pegunungan? Pasti Puncak lah pilihannya..
Kemacetan menjadi hambatan utama jika berencana ke Puncak. Seperti halnya kami pun juga males kalo mengalaminya. Mau ngapain ya ke Puncak??  Empat anggota “The Bujangers” ini mencoba mencari jawabannnya. Kata si Ulun, ke Puncak ga lengkap kalo ga  ke Rindu Alam. Kata Erwin, Cimory adalah satu-satunya alasan dia mau ke Puncak. Tapi gue juga ga mau kalah. Nyari info dari mbah Google. Mulai dari tourism map puncak pass, kuliner makanan ampe akhirnya punya ide pengen ke salah satu curug. Mbah Google pun menjawab kalo di Cipanas ada curug yang paling indah di antara curug-curug lainnya di daerah Puncak.
Kali ini petualangan gue bersama temen2 kantor. The Bujangers. Empat cowo semua. Kami bukan pasangan (wkwkwk…emang kite cowo apaan??). Masih single semua. Rencananya sih ama temen cewe juga. Tapi satu per satu membatalkan diri. Ya udahlah. Rencana tak boleh dibatalkan. Jangan Cuma No Action Talk Only (NATO). Berangkatlah kita pada Jumat malam tanggal 9 Desember 2011.
DAY 1- Jumat malam. Persiapan berangkat dengan mengisi perut dan menghabiskan malam di Jakarta. Hingga pukul 10 malam, akhirnya berangkatlah kami. Dan benar saja, kemacetan tidaklah terlalu parah. Jalan sudah lenggang, bahkan tanjakan ke Puncak yang biasanya macet kali ini udah lancer. Alhamdulillah… kami pun mampir ke salah satu minimarket untuk membeli ransum dan kebutuhan lainnya.
Villa yang dituju adalah kawasan Green Apple di Cipanas. Kebetulan, salah satu The Bujangers, si Ulun punya villa di sana. Mobil pun punya si Ulun. Salut akan kebaikan hati seorang Ulun. Thanks a lot Bro…Hehe…


Green Apple Cipanas
Sepanjang perjalanan, banyak abang-abang menjajakan villa. Gue mikir, apa ga cape pegang papan bertuliskan villa semaleman? Gue ga tau apa, tapi kalo yang nawarin cewe, pasti kami ngikut. Lha ini kok malah abang2? Males ahh… (hahaha…muka sok polos…)
Akhirnya dalam 2 jam perjalanan, nyampe lah kami ke villa si Ulun. Komplek villa yang luas ini cukup nyaman. Villa si Ulun sendiri bergaya Istambul dengan luas sekitar 72 meter persegi. Karena jarang dipakai, maka bersih-bersih adalah hal pertama yang kami lakukan. Setelah bersih-bersih, kami keluar lagi dan nongkrong di wqrungnya mbak Ayu Ting Ting untuk sekedar beli bansus (Bandrek susu). Keasyikan ngobrol, kami pun kembali ke villa jam 4 pagi. Well, selamat pagi Puncak..
DAY 2 – acara tetap on schedule. Walo mata masih pengen merem tapi kami harus berangkat mengejar waktu. Apalagi setelah browsing lagi, ternyata membutuhkan 1-2 jam untuk jalan kaki dari pintu loket ke curug tersebut. Dan lagi biasanya di musim penghujan ada hujan di tengah hari. Untuk menghindari hal tersebut, kami pun berangkat jam 8 pagi. Sebelum masuk ke kawasan  Cibodas ngisi perut dulu dengan bubur ayam khas Cianjur.
Setelah sarapan, masuklah kami ke kawasan kebun raya Cibodas. Masuk ke areal parkiran, kami bayar parkir mobil dan tiket masuk 3000 per orang. Dari areal parkir, untuk menuju loket Cibeureum jalan kaki sekitar 5-10 menit. Ternyata Cibeureum berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Untuk masuk ke kawasan ini, bayar tiket lagi 3000 per orang.

Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Gede
Jalan setapak bebatuan penuh tanjakan sepanjang 3 km menanti kami. Namun trekking sudah cukup enak karena sudah dipasangi bebatuan sehingga tidak menyulitkan kami. Yang menyulitkan kami adalah umur dan berat badan…wkwkwkwk…
Trekking cukup rame karena ketemu beberapa orang lagi. Sekilo pertama, setiap berpapasan dengan orang lain kami selalu bertanya “udah deket, Bro?” dan jawaban selalu sama “Masih jauh bro..” . Sampai akhirnya kami bosan dan cukup melihat tanda di jalur trekking dan menghitung mundur dari 30 sampai 0… (tanda ini menandakan jarak tiap 100 meter ke Cibeureum)
Trekking 
Keringat bercucuran ampe akhirnya semua terbayar sudah ketika menemui Telaga Biru setelah satu jam jalan. Cukup lama, karena kami pake sandal jepit (ga ada  persiapan trekking) dan sibuk foto-foto selama perjalanan. Telaga ini cukup indah dan berwarna biru karena ganggang biru yang ada di dasarnya. Pemandangan menyejukkan ini menyegarkan kami kembali dan member harapan karena berarti Curug Cibeureum sudah cukup dekat. Trekking pun dilanjutkan kembali…

Telaga Biru
Jalur trekking dilanjutkan menuju jembatan kayu yang cukup panjang. Harus berhati-hati karena banyak yang sudah lapuk dan berlubang. Tipsnya, injaklah pondasi jembatan. Apalagi jika mempunyai berat badan yang cukup subur…

Trekking di Jembatan
Setengah jam kemudian hujan turun rintik-rintik. Saat itulah kami tiba di Curug Cibeureum. Hujan deras mengakibatkan air terjun ini menjadi bertambah deras. Di kejauhan, sekitar 200 meter dari Cibeureum, tampak pula air terjun yang lebih tinggi namun lebih kecil. Curug cibeureum sendiri tingginya sekitar 10 meter dengan debit air yang lumayan deras hari ini.

Hujan deras dan dinginnya air tak menyurutkan niat kami untuk bermain dengan curug Cibeureum ini. Brrrrr….ternyata dingin banget euy… air sedingin air es dan hujan  mengguyur kami dengan deras. Kamera anti air pun siap beraksi dengan para model amatirnya…





Curug Cibeureum

"Tetangga" Curug Cibeureum
Setelah sekitar setengah jam main air, kami pun pulang dengan senyum puas. Dan sedikit meringis karena jalan jadi licin dan lagi-lagi sandal jepit lah yang bikin kami salah kostum. Hujan deras masih mengguyur dan hawa dingin pegunungan membuat kami menggigil. Daripada masuk angin, maka mending lepas baju aja. Trekking pun kami lanjutkan dengan telanjang setengah badan bagai manusia serigala di film Twilight…wkwkwkkw….(bedanya, badan kami sebagian besar gembul dan harus diberi spidol biar jadi kotak-kotak sixpack…)
Jalanan turun mempercepat perjalanan kami dan akhirnya keluar dari kawasan Taman Gunung Pangrango dengan seribu cerita. Yeyyy…..!!
Acara bilas badan dan late lunch menjadi agenda berikutnya.  Ternyata kami kalap karena kelaparan… Cimol, Gemblong, Batagor, Mie dan nasi menjadi korbannya…
Sedianya mencari pemandian air panas alami, tapi ternyata sudah tidak ada lagi di Cipanas. Istana Cibodas pun ternyata sudah ditutup untuk umum. Maka kami pun pulang ke villa dan tidurrrr….
Istana Kepresidenan Cipanas
Malamnya, dinner di rindu alam dengan ditemani dinginnya malam pegunungan!

Rindu alam dan view nya
DAY 3 – berangkat pagi untuk menghindari kemacetan dan buka tutup jalan puncak. Kami pun berangkat jam 8 pagi. Sebelum pulang ke Jakarta,mampir ke Cimory untuk sarapan pagi. Tempat ini terkenal dengan produk susu sapinya. Aneka olahan susu seperti susu segar, yoghurt, keju, kue dan lain-lain tersedia di sini untuk oleh-oleh.

Cimory


Akhirnya kami kembali ke Jakarta tanpa kemacetan. Well, ke puncak ternyata bukan cuma pindah tidur doank, kan? Hehehe…
Thanks a lot Bujangers…
Keep the Rabofunk!

The Bujangers
# 9-11 Desember 2011 #
(Thanks to Ulun!) 

You Might Also Like

0 comments