BACKPACK TO UNITED KINGDOM (EPISODE 5) - ANOTHER TRIP IN LAKE DISTRICT

8:28:00 PM

DAY 4 – Bowness - Kendal - Oxenholme

Nostalgia Masa Kecil di Bowness

Lelah di kaki gara-gara jadi lostener semalam belum juga sembuh. Namun perjalanan harus tetap dilanjutkan. Saat kabut masih menutup perbukitan Windermere, kami telah bersemangat menuruni bukit dengan menggendong tas backpack. Bus stop terdekat ada di rute A591, yang berjarak setengah mil dari hostel kami. Kulit seakan sudah kebal akan hawa dingin. Di persimpangan jalan A591 terdapat pom bensin dengan minimarket kecil. Kesempatan membeli roti-roti sebagai bekal hari ini.

Setelah itu baru kami menunggu bus.Ketika bus yang dinanti tiba, kami pun melaju ke Bowness.

Bowness merupakan kota kecil di selatan Windermere. Masih di kawasan danau terbesar sepertti Ambleside. Bedanya, Ambleside di sisi utara, Bowness di sisi selatannya. Sedangkan Windermere berada di tengah kedua kota tersebut.

Seperti halnya Ambleside, di kota ini terdapat pelabuhan kecil yang menawarkan wisata keliling danau dengan kapal pesiar. Namun di cuaca dingin seperti ini sepertinya kurang pas untuk berlayar. Maka tujuan kami yang pertama adalah jalan-jalan di taman yang terletak di dekat pelabuhan tersebut. di puncak area bukit taman yang luas ini terdapat tempat memorial bagi mereka yang telah meninggal berupa kursi-kursi taman. Tak heran banyak kursi yang ada karangan bunganya.

Bowness park

Memoriam chair

Dari atas, danau ini terlihat begitu luas. Bedanya dengan Ambleside, di Bowness ini terdapat banyak angsa putih. Mereka pun dengan bebas terbang dan bermain di tepian danau. Penduduk di sini sangat ramah terhadap turis maupun orang lain. Di kota kecil seperti ini memang perilaku penduduknya pun agak berbeda dengan yang tinggal di perkotaan.
Bowness Pier

Rasa lapar mulai datang. Secangkir kopi, sebungkus roti, dan ice cream rasanya cukup mengisi perut kami. Ice cream di kawasan Windermere ini memang terasa special, Karena berasal dari susu domba “shaun the sheep” yang kami liat di kawasan peternakan. Rasanya lembut dan dingin, apalagi dimakan di cuaca yang dingin seperti ini. Tambah maknyusss….
Ice cream ...yummy!

Jelajah kota Bowness pun dimulai. Kami pun sempat menemukan gereja tua yang berada di tengah kota ini. Untuk mengejar waktu, kami langsung ke tujuan berikutmya, ke rumah sang legenda Mrs. Beatrix Potter, Legenda kota Bowness ini adalah pencipta karakter tudung merah dan cerita anak-anak lainnya. Beatrix pulalah yang pertama kali membuat cerita hewan dengan mengeluarkan sisi humanismenya, di mana sebagian besar ceritanya selalu dikenang anak-anak di seluruh dunia.
Old church of Bowness
Salah satu sudut kota Bowness

Kini, di rumah mungilnya dijadikan salah satu atraksi agar kita bisa melihat dan mengenang karya-karyanya. Ada mini theatre yang memutar film menganai cerita dongengnya, boneka-boneka tokoh khayalannnya, media komputer dan monitor raksasa untuk memberi informasi lebih lanjut mengenai beatrix Potter ini.

Rumahnya kini dijadikan seperti wahana boneka bagai di negeri dongeng. Uniknya, saking cintanya beliau terhadap kota tempat tinggalnya, ternyata Mrs. Beatrix Potter membuat alur cerita dan gambar-gambarnya itu terinspirasi dari tiap sudut kota Bowness. Mulai dari bangunan rumah, binatang yang jadi karakter utama, sampai petualangan yang disajikan dalam cerita dongengnya berasal di kota ini. Dari monitor besar ini kita bisa melihat perbandingan kota Bowness dan goresan gambar Mrs. Beatrix Potter. Benar-benar membuat kita seakan hidup di negeri dongeng!
Beatrix Potter attraction


Keindahan Yang Tak Terduga Di Atas Bukit Kendal

Nama kota yang memiliki kemiripan dengan salah satu kota di Jawa Tengah ini ternyata memiliki keindahan yang tak terduga. Dari Bowness, kami singgah kembali ke Windermere rail station untuk naik kereta menuju Kendal.

Kendal ternyata kota yang lebih kecil daripada kota-kota di Lake District lainnya. Tujuan kami ke sini sebenarnya karena kami melewati Kendal saat akan pergi menuju Oxenholme rail station untuk melanjutkan perjalanan ke Glasgow, Scotland. Namun karena hari masih siang, kami memutuskan jalan-jalan sejenak walau tas backpack harus kami gendong ke mana pun kami pergi.

Ada apa di Kendal? Itu jadi satu pertanyaan berikutnya setelah menapakkan kaki di kota ini. Kendal adalah salah satu kota yang masih termasuk Lake District. Namun danau sudah tak terlihat lagi di kota ini. Tidak ada brosur wisata seperti di stasiun kereta lainnya, karena ini stasiun kota kecil. Yang ada hanyalah informasi wisata yang terpampang di dinding. Satu gambar telah memikat kami, yaitu Kendal Castle. Karena tidak tahu di mana letaknya, kami Tanya orang local. Katanya tinggal jalan kaki naik bukit yang ada di tengah kota ini.
City of Kendal

Setelah menembus perumahan di castle street (tiap kota yang ada castle-nya pasti perumahan di sekitarnya diberi jalan castle street), akhirnya kami menemukan bukit yang dimaksud. Cukup tinggi juga bukit ini, di sekitar 500 meter ketinggiannya dari perumahan di bawahnya. Jalan setapak (yang pada akhirnya kami tahu kalo ini bukan jalan utama menuju ke Kendal castle) kami lalui agak berat karena harus menggendong tas backpack kami. Di atas, tampak arena ski mini yang digunakan jika kota ini bersalju. Suhu udara masih dingin, sekitar 5 derajat celcius.
Kota Kendal dari atas bukit

Setelah setengah jam jalan, terlihat bukit hijau yang sangat lapang. Di kejauhan, hanya Nampak satu batang pohon. Ketika melihat sekeliling, betapa takjubnya gue akan pemandangan yang tersaji. Bukit ini benar-benar ada di tengah kota. Kami dapat melihat perumahan yang ada di sekitar. Kontur pegunungan berwarna hijau dan kuning ada di kejauhan. Udara sejuk dengan sinar mentari yang tertutup awan membuat siang ini masih sangat segar untuk jalan-jalan. Beberapa penduduk local terlihat santai jalan-jalan dengan anjing peliharaannya, bahkan masih ada yang jogging di areal bukit ini. Turis? Oh no..sepertinya kami hanya menemukan 3-4 turis yang mengunjungi tempat ini.

Di balik pohon besar di puncak bukit, ternyata ada kastil yang cukup besar. Dari luar, Nampak reruntuhan castle berwarna abu-abu semen dengan beberapa bagian masih menunjukkan kemegahannya. Siapa sangka, di bukit tengah kota seperti ini ada sebuah kastil yang begitu mengagumkan, yang tersisa dari reruntuhan ini hanyalah ruang utama dan tower pengawas. Parit besar mengelilingi kastil ini sebagai perlindungan. Dari tower nya, kita bisa melihat pemandangan Kendal lebih leluasa. Amazing!
Kendal Castle

Setelah berkeliling castle dan menyantap roti sebagai late lunch kami, barulah kami turun bukit karena mendung makin kelam dan hari sudah mulai sore. Dasar traveler, tahu jalan pergi, ga tahu jalan pulang, karena area bukit ini begitu luas dan yang Nampak hanyalah padang hijau yang kosong. Untung ada penduduk lokal yang masih jalan-jalan. Setelah kami ikuti, barulah kami mengetahui jalan utama sebenarnya menuju castle ini…yang ternyata lebih mudah dari jalan setapak yang kami tempuh sebelumnya..

Dari Kota Kendal yang sepi ini, kami sempatkan diri membeli Mint cake yang sepertinya memang terkenal di kota ini sebelum menuju ke Oxenholme. Dari Oxenholme nanti kami akan menempuh perjalanan malam dengan kereta selama sekitar 3 jam menuju Glasgow.

You Might Also Like

0 comments