ORANG BANK MAIN KE BANGKA
3:41:00 AM
Kalau sampeyan nanya, “Bro, kenapa ente
gathering nya pilih ke Bangka? Bukan ke Belitung?”
Jawaban saya cukup simple, karena Belitung
sudah terlalu mainstream. Hahaha…
(Padahal karena saya sudah pernah keliling Belitung.
Ibaratnya, kalau baca buku sudah sampai tamat. Jadi males kalau diminta "baca" lagi).
Pertanyaan selanjutnya: Di Bangka itu ada apa
aja?
Nah, sebenarnya kalau kita mau search by Google pun bakalan langsung ketemu. Tapi di saat itu, karena
acaranya cukup mendadak dan di musim penghujan, saya sebenarnya cukup pesimis
dengan acara kantor ini. Tapi ya sudahlah, Que
sera sera…
Pengalaman membuktikan. Sekali lagi anak-anak
kantor berhasil saya pengaruhi untuk explore daerah yang sebenarnya kita
sendiri pun tak tahu ada apa di sana. So, Let’s Get lost!
Full Team |
In Summary, berikut beberapa destinasi yang
kami kunjungi:
Pangkal Pinang
Ya iyalah, secara pesawat kami mendarat di
sini…
Jikalau anda adalah pegawai yang susah
mengambil cuti, berangkat hari Jumat ke Pulau Bangka ini sebenarnya nggak
masalah. Cukup cuti sehari kita explore Pulau ini konon sudah puas kok. Di
samping tiket yang tidak begitu mahal, makanan di Bangka cenderung simple dan
murah. FYI, di dekat Bandara ada masjid untuk sholat Jumat in case berangkat mendekati waktu Dhuhur, Cukup jalan kaki karena
airport nya juga ngga begitu besar.
Hutan Pelawan
Hutan yang terkenal dengan Madu pahitnya ini cukup dekat dengan Pangkal
Pinang. Hutan yang terkanal dengan Jembatan Merahnya ini memang tempat yang
ideal lebah madu kayu Pelawan. Di depan hutan kita akan menemui penjual madu
yang juga merangkap sebagai pemandu.
Gerbang Pelawan |
Jembatan Merah Ikon Hutan Pelawan (Foto lagi Sepi) |
Nah, ini yang lagi rame... |
Danau Kaolin
Danau Kaolin yang terletak di bagian selatan Bangka ini terpaksa kami
cancel karena keterbatasan waktu dan informasi. Driver Bus tidak
merekomendasikan ke sana karena kondisi jalan yang belum bisa dilalui kendaraan
besar. Kecewa? Pasti, Tapi untung pemandu kami memberikan alternatif untuk
mengunjungi tambang kaolin yang tak jauh dari hutan pelawan. Akhirnya, dengan
meminjam sepeda motor para penjual madu, kami pun begegas menuju ke lokasi yang
dimaksud. Dan ternyata highly
recommended , sob! Yah…
sebenarnya antara takjub dan prihatin jika melihat lokasi penambangan yang
cukup luas ini. Kenapa? Saya kira foto-foto berikut ini dapat menjelaskan
semuanya itu. Sebagian besar penduduk di Bangka memang penambang. Jadi tidak
heran jika banyak pantai dan hutan rusak ekosistemnya karena adanya aktivitas
pertambangan ini. Setelah melihat lokasi, tugas selanjutnya adalah jadi tukang
ojek antar jemput teman-teman yang masih menunggu di parkiran Bus. Tarik,
Bang…!
Merdeka!! |
Jangan nyemplung lho mbak... jangan menyerah, jangan putus asa... :) |
Macam di Sahara ya... |
Jurus membelah gunung |
Merdeka..!! (lagi) |
Blusukan survey lokasi proyek debitur |
Mantap gan view puncaknya |
Selfi ya neng? // Bukan.. saya Hani..// Oh, Maap...salah orang.. |
Pantai Penyak
Acara ke pantai ini kami cancel karena keterbatasan waktu. Pantai ini
sebenarnya berada di antara pangkal pinang dan danau kaolin yang aseli. Beuh...
RM Mr. Adox
Rumah makan di Pangkal Pinang
yang populer dengan masakan seafood nya ini menjadi destinasi kami untuk makan
siang pada hari pertama. Rumah makan ini juga direkomendasikan oleh
tripadvisor.
Tuntaskan...!! |
Warung Tung Tau
Warung kopi ini terkenal dengan
hidangan Teh Tarik dan kopi tariknya. Cocok untuk isi perut sebelum tidur.
Untuk jalan-jalan malam, kota ini ternyata tidak seperti kota-kota kecil di
Jawa. Lepas jam 8 toko-toko sudah pada tutup dan sepi…
Tarik, Mang...!! |
Hotel Menumbing Heritage
Katanya sih hotel ini yang
terbaik di kota Pangkal Pinang. Setelah menikmati segelas teh tarik di Tung
Tau, kami menuju ke hotel ini. Nama “Menumbing” berasal dari nama daerah di
wilayah Kecamatan Mentok, suatu tempat yang bersejarah karena tempat itu
merupakan lokasi pengasingan Pejuang Proklamator Republik Indonesia pada masa
aksi militer Belanda ke II. Sejarahnya, dulu hotel ini adalah markas militer di
tahun 1866 sebelum dijadikan hotel pada tahun 1980. Beberapa tahun belakangan, pariwisata
di Pangkalpinang memang tengah berkembang. Menumbing Heritage pun berbenah diri. Desain dirombak menjadi lebih modern,
tanpa meninggalkan jejak sejarahnya. Hotel yang terletak di tengah kota ini
didominasi disain interior bergaya vintage dan membuat hotel ini sangat instagramable.
Part Of History (hihihi...) |
Hotel Parai - Sungailiat
Di hari kedua, kami berangkat
menuju hotel Parai di Sungailiat untuk bertemu dengan team kedua dari cabang
Palembang. Berbeda dengan hotel Menumbing yang bergaya modern vintage, Hotel
Parai ini berkonsep resort dengan private beach. Tak hanya private beach, hotel ini juga punya private island! Kita bisa main ke pulau kecil ini dengan
menyeberang melalui jembatan yang tersedia. Di pulau tersebut ada minibar dan restaurant yang bisa kita booking
bila ada acara khusus. Paling enak pagi-pagi ke pulau kecil ini sambil
menikmati sejuknya angin laut.
Fasilitas di Hotel ini cukup komplit dan sangat luas untuk dijelajahi. Di
sore hari kita bisa jalan-jalan dan watersport di pantainya. Bisa juga
mengadakan api unggun dan barbeque. Yang serunya, hotel ini memiliki
fasilitas paintball yang lumayan bikin seru acara outing kita kali ini.
Acara meet and greet (kamuflase
dari ‘meeting serius’) di hotel ini berlangsung cukup damai dan tenang. Mungkin
para peserta sudah tak sabar untuk jalan-jalan karena cuaca di luar mulai
mendung dan gerimis mengundang. Great! L
Acara siang ini terancam gagal
total padahal kami sudah merencanakan beebrapa lokasi wisata yang cukup menarik
untuk dikunjungi.
Sebut aja beberapa lokasi berikut ini:
- Pantai Romodong
- Pantai Penyusuk
- Pulau Lampu & Pulau putri
- Pantai Matras
- Pantai Tanjung pesona
- Pantai Tikus emas
- Pantai Tongaci
Alhamdulillah, Tuhan masih mengijinkan kami untuk mengunjungi dua lokasi
dari beberapa list tersebut, yaitu Pantai Tongaci dan Pantai Tikus Mas.
Kolam renang Hotel Parai |
Seperti di Belitung |
Teman saya yang kebanyakan gaya :) |
RM Neo Raja Laut
Siang sebelum ngebolang, kami sempatkan mampir ke resto seafood ini. Lokasi
yang mudah dicapai, tempatnya luas, dan masakannya enak. Overall, recommended
terutama kepiting telur asin nya.
Pantai Tongaci
Mendung yang menggelayut mesra dan gerimis rintik-rintik cukup membuat
panitia cemas. Untungnya, para peserta memakluminya karena memang manusia bisa
berencana tapi Tuhan yang berkehendak. Hahaha… alasan klasik!
Pantai ini ‘sepertinya’ cukup ramai jika tidak hujan (ya iyalah…). Sumpah,
saya bingung mendeskripsikan pantai ini sambil berteduh di bawah atap yang
melindungi sekumpulan tukik (anak penyu) lucu ini. Mau ngeluarin kamera juga
takut basah karena gerimis sudah disertai angin yang cukup kencang.
Ini lagi gerimis lho... |
Penyu-penyu kecil |
Pantai Tikus Emas
Setelah dari Pantai Tonngaci, kami bergegas menuju Vihara Puri Agung yang
berada di tepi Pantai Tikus Emas. Vihara ini cukup viral di dunia maya karena
letaknya yang menghadap laut lepas. Walau di dalam perjalanan kami sudah
was-was karena hujan turun cukup deras, syukur alhamdulillah ketika tiba di vihara ini cuaca malah membaik walau
masih sedikit mendung. Di depan vihara dengan menyeberangi jalan raya dan
menuruni beberapa anak tangga, ada pantai yang menurut saya cukup baguis dan
bersih dengan landscape seperti di
Belitung karena ada batuan yang besar menjulang.
Bergegas ke Pantai |
Nyampe di pantai duduk-duduk doank :) |
No caption needed :D |
Para wanita tangguh |
Duo Dugong :) |
Mie Koba Iskandar
Mie Koba ini khas nya sebenarnya dari Kota Koba, namun kita bisa juga
menemuinya di Kota Pangkal Pinang. Jika terbiasa dengan mie godog nya Jogja
atau Solo, jangan harap kenyang dengan seporsi mie ini. Minimal dua porsi
barulah kenyang...
Mie Koba yang legend |
Martabak Acau 89
Tak lengkap ke Bangka tanpa mengicipi martabak Bangka. Martabak manis ini
ngga perlu toping macem-macem yang kekinian, cukup rasa original keju atau coklat
pun sudah terasa mantap untuk menemani obrolan di malam hari. Jangan lupa juga
mengicipi susu kedelai yang dijual juga di kedai martabak Acau 89 ini. Ga perlu foto martabak kan ya? Hahaha...
Otak-otak Amui
Bisa dibilang kalau ke Bangka mau cari oleh-oleh, di sini lah lokasi nya.
Otak-otak olahan Bangka memang tak jauh beda dengan yang ada di Jakarta mau pun
daerah-daerah lainnya. Tapi udah ke Bangka masa iya ngga ngicipin kuliner
andalan Pangkal Pinang ini… hehe…
Begitulah sekilas catatan perjalanan kami selama di Pulau Bangka. Yang
penting kalau ditanya orang, “Ente pernah ke Bangka?” Kita bisa jawab, “Udah
pernah donk…”
Hahahaha… jarang-jarang kan orang Bank mau diajak nyasar-nyasar dikit…
0 comments